Ayoe menuturkan, secara teori dan riset, yang namanya kekerasan dalam rumah tangga itu ada cycle-nya. Kemudian, ada potensi berulang dan dengan skala yang bisa jadi lebih besar daripada yang sekarang.
"Itu sebenarnya yang harus jadi pertimbangan sesungguhnya oleh korban. ‘Siap tidak dalam konsekuensi ini? Sampai sejauh mana mau memberikan toleransi?’," ujar Ayoe.
Ayoe menambahkan, terlepas dari penilaian sosial, kemudian orang-orang sudah memberikan dukungan, tetapi pada akhirnya tidak dilaporkan atau dicabut, itu ada konsekuensi-konsekuensi sosial tertentu.
"Mungkin orang tidak lagi simpati, ada sentimen-sentimen atau penilaian-penilaian yang mungkin menjadi kurang oke lagi terhadap kondisi atau keputusan tersebut, tetapi itu semuanya eksternal, walaupun memang perlu dipertimbangkan," jelasnya.
Ayoe menekankan untuk lebih memberi perhatian pada kondisi korban.
"Mengingat, ini berpotensi untuk berulang, ini sebuah siklus yang berulang, lalu sampai sejauh mana mau memberikan toleransi dan sampai sejauh mana bisa menerima kondisi atau situasi ini," pungkas Ayoe. (lip/els)