”Agar memenuhi standar yang diatur secara internasional maupun nasional,” ungkap pejabat asal Madura itu.
TGIPF berusaha secepatnya menemukan akar persoalan atas tragedi tersebut. Hal itu ditekankan Mahfud agar peristiwa meninggalnya suporter sepak bola tidak terus terulang.
”Sebab, tragedi sudah sering terjadi dan investigasi selalu dilakukan. Tapi, tekanannya selalu lebih berkisar pada teknis penyelenggaraan,” beber dia.
Karena itu, TGIPF berfokus mencari akar masalah dan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apalagi, jumlah korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan sudah mencapai angka 131 orang.
Terbesar kedua dalam tragedi sepak bola internasional. ”Menjadi pukulan bagi kita karena tidak hanya menjadi masalah nasional, tapi juga sorotan dunia internasional,” terang mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Selain tim yang bekerja di Malang, kemarin TGIPF menerima perwakilan suporter beberapa klub sepak bola nasional di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Sekitar 30 perwakilan suporter hadir secara langsung dan ditemui dua anggota TGIPF, Kurniawan Dwi Yulianto dan Akmal Marhali.
Seusai pertemuan, Akmal mengatakan, perwakilan suporter datang ke Jakarta untuk menyampaikan berbagai pemikiran. Mereka juga menumpahkan beragam unek-unek kepada TGIPF.