Yang pasti, dengan menyudahi rivalitas, harapan mewujudkan sepak bola penuh sukacita di masa depan bisa terealisasi.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Slemania, Rengga Dian Senjaya. Rengga menyebut, momentum perdamaian suporter Jogjakarta-Solo merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
’’Teman-teman Slemania datang untuk ikut doa bersama di Mandala atas dasar kemanusiaan,’’ ucap Rengga.
Sementara itu, Presiden Pasoepati, Maryadi ’’Gondrong’’ mengucapkan terima kasih atas undangan dari suporter PSIM.
Dia tidak menyangka mendapat undangan tersebut, mengingat kedua kubu selama ini adalah rival.
Setidaknya 500 suporter Solo dari berbagai komunitas hadir memenuhi undangan.
’’Semoga tragedi ini menjadi pelajaran dan bisa membawa perubahan lebih baik. Ini karena rivalitas yang cukup lama antara Solo dan Jogjakarta, akan kami bangun lagi untuk hal-hal yang positif,’’ tutur Maryadi.