Insinyur kelahiran Trenggalek, 9 Januari 1957, itu meraih gelar sarjana teknik sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1980.
Lantas bergabung menjadi pegawai Kementerian PUPR. Kariernya terus menanjak hingga ditunjuk sebagai Dirjen Penataan Ruang dan Dirjen Bina Marga antara 2005 hingga 2009. Kemudian ditunjuk sebagai wakil menteri PUPR periode 2009–2014.
Hermanto baru saja pensiun pada 1 Februari lalu. Kini dia menjadi widyaiswara utama, seorang pensiunan PNS yang memiliki tugas mendidik dan melatih PNS-PNS junior yang masih dalam tugas mengabdi.
Salah satu adik kelas Hermanto di ITB adalah Danis Hidayat Sumadilaga, mantan Dirjen Cipta Karya PUPR yang sekarang menjabat ketua Satgas Pelaksana Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hermanto adalah senior empat tingkat di atas Danis.
’’Waktu beliau menjadi Dirjen Bina Marga, saya menjadi direktur bina teknik. Beliau orangnya visioner, pemikirannya luas, ide-idenya maju, dan sangat mencintai infrastruktur Indonesia,” kenang Danis di sela-sela kedatangan jenazah almarhum.
Danis mengenang masa-masa para penggawa bina marga saat itu bekerja keras agar Jembatan Suramadu, salah satu proyek infrastruktur tersulit di Indonesia, selesai tepat waktu. ’’Kesulitannya banyak sekali. Pengerjaan tidak hanya di darat. Di laut, di bawah laut juga,” tutur Danis.
Selain Suramadu, Danis menyebut Hermanto merupakan tokoh yang berjasa dalam perencanaan, pembangunan, dan pembebasan tanah bagi megaproyek tol trans-Jawa yang kini hasilnya dinikmati jutaan rakyat Indonesia.