Termasuk berkunjung ke rumah duka Alexander di Nawaripi, Timika, ibu kota Mimika.
Namia Gwijangge sangat mengecam teror KST yang kembali menelan korban.
Nduga, kata dia, sangat terbuka kepada siapa pun yang datang, tinggal, dan bersama-sama bekerja.
Apa pun profesinya, baik itu sopir, pedagang, karyawan kapal, buruh bangunan, karyawan toko, maupun lainnya.
”Mereka datang di Nduga untuk membangun, membantu kami bersama-sama dengan masyarakat di Nduga. Mereka cari makan, cari hidup, sama dengan yang lain,” ujar Namia ketika ditemui di RSUD Mimika.
Aksi berdarah KST itu terjadi pada Sabtu (16/7). Mereka melakukan penyerangan dan penembakan terhadap warga sipil yang mengakibatkan 10 nyawa melayang dan dua orang luka-luka.
Jenazah para korban diberangkatkan dengan dua penerbangan. Kemarin sekitar pukul 12.00 WIT, lima jenazah di antaranya diterbangkan dengan Lion Air ke Makassar.
Di antaranya, jenazah Taufan Amir (42) Daeng Marannu/Maramli ( (42) dan Sirajuddin (27). Lalu, Mahmud Ismaun (53) diterbangkan ke Palu, Sulawesi Tengah, dan Yuda Gurusinga (22) dengan tujuan Medan, Sumatera Utara.