Senin, 22 Desember 2025

Mengunjungi Kabupaten dengan Kasus PMK Terbanyak, Satu Per Satu Tabungan Hidup Itu Musnah

- Senin, 27 Juni 2022 | 07:05 WIB

”Ini yang sampai sekarang saya dan teman-teman pemilik sapi bingungkan,” ucapnya.

Mereka tidak tahu secara pasti kapan sapi bisa dinyatakan sembuh dari PMK. Banyak peternak di desanya yang merasa virus bisa menyerang lagi setelah sapi sakit dan sembuh.

Sosialisasi pemerintah mengenai solusi dan penanganan sapi itulah yang kini diperlukan Soim dan para peternak lain. Termasuk pengobatan paten bagi sapi yang sakit agar tidak lagi memakai formula coba-coba. Selain menghabiskan biaya, kondisi sapi bisa makin parah.

Dia berharap nestapa peternak itu mendapat perhatian dari pemerintah. Termasuk jika ada wacana kompensasi untuk sapi yang dimusnahkan akibat wabah ini. ”Kalau ada ganti berapa pun, kami mau. Paling tidak bisa menutupi kebutuhan dan membayar utang,” harapnya.

Sebab, yang merugi sebenarnya bukan hanya mereka yang kehilangan sapi. Banyak tetangga Soim yang harus melepas ternak dengan harga murah karena khawatir keburu mati.

Di antaranya, Sutik. Dia harus melepas sapi jantannya dengan harga Rp 11,5 juta. Padahal, dia membeli sapi tersebut seharga Rp 21,5 juta. Rugi besar. ”Tapi, daripada mati, mending tak jual. Karena sudah sakit juga,” ucapnya.

Devi Rosalinda, petani lain asal Desa Gunung Tugel, Bantaran, Kabupaten Probolinggo, juga telah kehilangan dua sapi. Satu sapi betina yang bunting delapan bulan dan satu sapi anakan yang baru berusia empat hari.

Beruntung, kemarin sapi yang tinggal seekor miliknya sembuh. Kaki sapi yang luka telah kering. Sudah doyan memamah rumput dan kelobot jagung pula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X