Merespon hal tersebut, Kepala BNNP Jawa Timur, M. Aris Purnomo menyambut baik program pemulihan kawasan rawan menjadi aman di wilayah Jawa Timur. Menurutnya, upaya penanganan kawasan rawan harus ekstra karena di Jawa Timur terdapat banyak rawan narkoba. Saat ini Jatim sendiri berada pada nomor urut dua dalam kategori daerah rawan narkoba.
Senada dengan Deputi Dayamas, Aris Purnomo menyampaikan, upaya intervensi program pemberdayaan alternatif pada kawasan rawan narkoba sangat penting untuk terus digencarkan melalui sejumlah pelatihan life skill.
Namun ia menekankan, pelatihan life skill juga perlu disesuaikan baik untuk masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Sementara itu, Ketua Tim III di Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN RI, Sefidonayanti menyampaikan, kinerja pemberdayaan masyarakat berkaitan erat dengan mobilisasi sumber daya baik internal dan eksternal.
Oleh karena itulah, peran stakeholder dalam menggerakkan masyarakat untuk mewujudkan Kota Tanggap Ancaman Narkoba dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi masif, menggerakkan partisipasi kelompok sasaran, dan mengoptimalkan peran swasta atau dunia usaha.
Menanggapi upaya penanganan kawasan rawan narkoba di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, Maria Theresia, selaku Kepala Bakesbangpol Kota Surabaya, mendukung sepenuhnya program yang dimotori oleh Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN RI. Pihaknya senantiasa siap untuk bersinergi dalam mewujudkan Surabaya Bersinar, Bersih Narkoba.
Kegiatan raker pada hari ini dihadiri oleh kurang lebih 45 orang yang terdiri dari perwakilan Polda Jatim, TNI, dinas terkait, BNNK Surabaya, tokoh masyarakat, agama dan pemuda di wilayah Surabaya. (*/iko)