nasional

Kegigihan Umi Tuti Asmawi Mengelola Bank Sampah Universitas Budi Luhur

Kamis, 8 September 2022 | 06:09 WIB
Umi Tuti Asmawi

Setiap kali vendor atau pengepul mengambil sampah, bisa sampai tiga truk. Dalam sepekan sampah yang terkumpul di bank sampah itu mencapai 10 hingga 15 ton.

Meskipun namanya bank sampah, tempatnya bersih dan tertata rapi. Sampah-sampah yang belum diambil vendor ditempatkan dengan rapi di gudang. Sementara kategori karton atau kardus ditempatkan di ruangan sekaligus kantor supaya tidak terkena air saat hujan.

Sampah yang mereka terima dari masyarakat sudah dipilah-pilah sesuai kategori dan bersih. Semua itu berkat edukasi yang telah dilakukan Umi Tuti dan kru bank sampah.

Umi Tuti menjelaskan, bank sampah berbeda dengan tukang rongsokan atau pengepul. Bank sampah juga harus menjalankan tugas untuk edukasi masyarakat dalam mengelola sampah. ”Cara saya mengedukasi warga tidak dengan kegiatan formal seperti pertemuan rutin begitu,” tutur ibu tiga anak dan tujuh cucu itu.

Ketika ada warga yang setor sampah dan ditimbang, Umi Tuti sekaligus menyampaikan edukasi ke mereka. Cara itu disebutnya lebih gampang untuk diterima.

Sebelum ada Bank Sampah Universitas Budi Luhur, warga mengelola sampah secara tradisional. Diambil begitu saja oleh tukang sampah yang bekerja sama dengan RT atau RW setempat. Sampai akhirnya berdiri bank sampah dan berhasil mengubah pola pikir masyarakat.

Mengelola bank sampah butuh semangat tinggi dan spartan. Juga niat yang tulus serta ketekunan dan kesabaran tanpa batas. Tak mudah tentu saja. Karena itu, dari sekitar 11 ribu bank sampah di tanah air, banyak di antaranya yang mati suri. Atau berubah menjadi pengepul sampah biasa tanpa menjalankan tugas edukasi. ”Pengelolanya mungkin tidak segila saya,” kata Umi Tuti seraya tersenyum.

Halaman:

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB