"Kami melihat bahwa ambisi kekuasaan itu tidak berhenti. Kita ini negara berbentuk republik, bukan kerajaan. Tetapi Pak Jokowi mau menerapkan itu dengan menempatkan keluarganya, seperti Bobby Nasution di Sumatera Utara," ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menduga adanya intervensi kepolisian untuk menjegal pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri, yang menjadi rival politik Bobby Nasution dalam Pilgub Sumut.
Kaitannya dengan Kasus PAW Harun Masiku
Seperti diketahui, Hasto saat ini dikabarkan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI.
Kasus ini melibatkan Harun Masiku, mantan politikus PDIP yang kini menjadi buronan internasional.
Baca Juga: Ada Dua Skandal Kasus Korupsi yang Menyeret Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto: Ini Rinciannya
Harun diduga menyuap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebesar Rp1,5 miliar untuk memuluskan langkahnya menjadi anggota DPR melalui mekanisme PAW.
Kasus ini menimbulkan kontroversi besar karena hingga kini Harun masih belum tertangkap, meskipun telah dimasukkan ke daftar Red Notice Interpol sejak 2021.
KPK belum memberikan pernyataan resmi terkait tudingan Hasto mengenai motif politis di balik penetapan tersangka ini.
Namun, lembaga antirasuah itu menegaskan bahwa semua tindakan hukum yang dilakukan didasarkan pada bukti kuat dan prosedur yang berlaku.
Dengan penetapan Hasto sebagai tersangka, kasus ini kembali menyoroti dinamika hukum dan politik di Indonesia.***