RBG.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengkritik aksi aparat yang menggeledah massa aksi unjuk rasa menentang politik dinasti.
Peristiwa penggeledahan ini terjadi di beberapa titik, salah satunya di Stasiun Gondangdia, Jakarta.
BEM SI menyebut tindakan aparat mengekang kebebasan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi terhadap sembilan tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Penyakit Menular Berbahaya Kedua Setelah Covid-19, Kenali Gejala dan Sumber Penularan Penyakit MPOX
"Terjadi penggeledahan oleh aparat di beberapa titik. Salah satunya di Stasiun Gondangdia. Tetap #JagaKawan," sebut pernyataan BEM SI yang tersebar di sejumlah media sosial pada Jumat (20/10/2023).
BEM SI mengatakan, aparat tidak memiliki landasan hukum untuk melakukan penggeledahan terhadap barang-barang pribadi atau privasi.
BEM SI juga menghimbau kepada mahasiswa peserta aksi untuk melawan dengan tegas jika digiring ke mobil tahanan.
Baca Juga: Besok, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Tes Kesehatan di RSPAD
Aksi demonstrasi ini diadakan sebagai bentuk protes keras mahasiswa atas putusan MK yang memberikan jalan bagi potensi politik dinasti Jokowi terhadap putranya Gibran yang disebut melanggengkan praktik KKN.
Dalam keterangannya, Koordinator Media BEM SI, Ragner Angga mengatakan, putusan MK bisa melanggengkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Koordinator Media BEM SI menegaskan, aksi ini juga bertepatan dengan momentum sembilan tahun Jokowi menjabat sebagai Presiden.
Baca Juga: Lirik Lagu Good Enough - Chanyeol EXO Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
"BEM SI berpandangan bahwa Jokowi telah mengkhianati reformasi. Terbukti dari beragam kemunduran dan kebobrokan dari segi hukum, HAM, komersialisasi pendidikan, represivitas aparat, konflik agraria, dan investasi yang membelakangi hak-hak rakyat," kata Koordinator Media BEM SI. (*)