Anang mengatakan siapa pun capres-cawapres pada Pilpres 2024, mereka harus mampu memanfaatkan medsos dengan membuat konten kreatif dan bernuansa optimisme.
Baca Juga: Tersangka Shane Lukas Jalani Sidang Perdana Kasus Penganiayaan David dengan Didampingi Sang Ayah
Hal itu dapat berpengaruh terhadap respons masyarakat, apalagi bagi yang menentukan pilihannya.
"Kalau monoton, maka respons dari konten itu hanya dari orang-orang yang selama ini sudah menyukai dan mencintai tokoh itu. Potensi mendapat respons orang baru sangat tipis," ungkapnya.
Menurut Anang, hampir semua tokoh-tokoh yang menjadi kandidat capres-cawapres itu mengoptimalkan medsosnya.
Baca Juga: Catatan Zodiak Sagitarius Hari ini 6 Juni 2023, Selesaikan Masalah Secepat Mungkin
Hal itu karena pada Pemilu 2024 mendatang pemilihnya didominasi oleh generasi Z dan milenial yang biasanya lebih banyak berinteraksi di media sosial.
Bila para kandidat tidak lewat di beranda akun medsos mereka, maka generasi Z itu belum tentu memilihnya.
"Bisa saja hanya memilih pada tokoh yang sering muncul di berandanya. Tentunya tokoh yang banya membuat konten positif," pangkasnya. (jpc)
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Motif Tukul Bacok Pelajar SMK Hingga Tewas, Terhasut Tantangan di Medsos dan Cari Korbannya Secara Acak
Dijuluki Trendsetter! Rambut Pita Jennie BLACKPINK Saat Ini Tengah Populer Di Medsos
Denny Indrayana Bantah Bocorkan Putusan MK Terkait Sistem Pemilu 2024
DPR Ramai-ramai Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup
PDIP Jakarta Bertekad Hat-trick Pemilu, Ganjar Pranowo Ingin Ranting Jadi Ujung Tombak