Sebelumnya fenomena GMH itu menjadi kajian khusus Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga: Sebuah Mobil Masuk Jalur Rel Di Sumpiuh, Diduga Sopir Ajak Seluruh Penumpang Bunuh Diri Bersama
Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN Emanuel Sungging menyampaikan, GMH merupakan fenomena astronomi yang cukup langka.
Sehingga membuka peluang bagi kegiatan kolaborasi riset lintas disiplin ilmu.
Sungging menuturkan, timnya akan melakukan pengamatan di Biak Numfor. Lokasi itu dipilih lantaran berada tepat di lintasan gerhana matahari.
Baca Juga: Rhoma Irama Hadir di 'Lapor Pak', Andhika Pratama Sebut Awalnya Segan Tapi Ternyata Humoris Juga
”Ada tiga hal yang akan kami lakukan di sana,” jelasnya.
Yakni riset terkait korona matahari, dampak gerhana pada ionosfer, dan perubahan kecemerlangan.
Sungging mencontohkan, dampak gerhana pada ionosfer menjadi salah satu tema penelitian lantaran sangat berdampak pada akurasi GPS.
Baca Juga: Selama Libur Lebaran, STNK dan SIM yang Kadaluarsa Dapat Dispensasi Tak Dikenakan Denda
Serta terkait dengan sistem komunikasi, khususnya komunikasi maritim yang memakai kanal high frequency (HF).
”Kami akan melihat pada saat terjadinya gerhana ini ada gangguan atau tidak,” ujarnya. (jpc)
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Hasil Pengamatan, BMKG: Gerhana Bulan Total Bakal Terjadi Selasa Malam
MUI Kota Sukabumi Ajak Warga Salat Gerhana, Catat Waktunya!
Terkendala Cuaca, Gerhana Bulan Total tak Terlihat di Bandung
Ini Penjelasan BMKG dan Cara Mengamati Gerhana Matahari Hibrida 20 April
Simak Imbauan Kemenag Soal Gerhana Matahari Diprediksi Pada 20 April 2023, Paling Awal Terjadi di Jawa Barat