RBG.id – Baru sehari menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menuai kontroversi.
Pernyataannya terkait tuntutan rakyat 17+8 ramai diperbincangkan publik dan memicu kritik keras di media sosial.
Dalam sebuah video berdurasi 43 detik yang viral di Twitter (9/9/2025), Purbaya mengaku belum mempelajari detail tuntutan rakyat 17+8.
Namun, ia menilai bahwa gerakan tersebut hanya mewakili sebagian kecil masyarakat.
“Saya belum mempelajari itu (tuntutan 17+8), tapi basically begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa, mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya,” ujar Purbaya.
Lebih jauh, Purbaya menyebut bahwa demo 17+8 akan hilang dengan sendirinya jika ekonomi tumbuh 6–7 persen.
Menurutnya, rakyat akan lebih sibuk bekerja dan mencari nafkah ketimbang turun ke jalan.
“Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo,” tambahnya.
Baca Juga: Geser Sri Mulyani, Prabowo Lantik Purbaya Yudhi Sadewa Sebagai Menteri Keuangan yang Baru
Janji dan Target Ekonomi
Meski mengaku tak mau memberi janji muluk, Purbaya menegaskan akan berusaha mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin.
“Bukan bakalan dikejar 8 persen, yang akan kita kejar secepat, ciptakan pertumbuhan yang paling cepat seoptimal mungkin. Kalau Anda bilang bisa nggak besok 8, kalau saya bilang bisa kan saya nipu. Tapi kita bergerak ke arah sana,” ucapnya.
Baca Juga: Dari Ekonom Hingga Bos LPS, Ini Rekam Jejak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa
Artikel Terkait
Menteri LH Dukung Penegakan Hukum Penanganan Kebakaran Hutan di Riau
Menteri LH Tinjau Pembongkaran Bangunan di PTPN, Target Hingga Akhir Agustus
Pabrik RDF Cimentang Sukabumi Diresmikan, Menteri LH: Kurangi TPA
Menteri Sekretaris Negara Mengaku Tidak Permasalahkan Fenomena Pengibaran Bendera One Piece
Sepak Terjang Immanuel Ebenezer Usai Kena Sikat KPK: Dari Driver Ojol hingga Jadi Wakil Menteri
Sebut Guru Tak Boleh Cari Uang, Ini Rekam Jejak Menteri Agama Nasaruddin Umar