Senin, 22 Desember 2025

Papua Kian Memanas! TNI Klaim Tewaskan 18 Separatis dalam Operasi Militer Besar

- Kamis, 15 Mei 2025 | 19:00 WIB
Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III saat evakuasi korban kekejaman OPM di Distrik Anggruk. (TNI AD)
Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III saat evakuasi korban kekejaman OPM di Distrik Anggruk. (TNI AD)

RBG.id – Ketegangan di Papua kembali meningkat setelah militer Indonesia (TNI) mengklaim telah menewaskan 18 anggota kelompok separatis bersenjata dalam operasi militer besar yang digelar di wilayah pegunungan Papua, Rabu (14/5).

Operasi ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir.

Dilansir RBG.id melalui laporan Reuters yang dirilis Kamis (15/5), juru bicara TNI Kolonel Kristomei Sianturi menyatakan bahwa tidak ada korban di pihak militer Indonesia dalam operasi tersebut.

"Militer telah membunuh 18 separatis Papua selama operasi hari Rabu dan menyita puluhan amunisi, termasuk senapan serbu, busur dan anak panah, serta senjata buatan sendiri," ujar Kristomei.

Baca Juga: Tegaskan Peran Pemuda, Rudy Susmanto Lantik Heri Gunawan Sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten Bogor

Selain itu, TNI juga menyita berbagai persenjataan milik kelompok separatis, mulai dari senjata rakitan, senapan serbu, hingga panah tradisional.

Peralatan ini disebut merupakan bagian dari persenjataan yang digunakan dalam aksi-aksi gerilya di kawasan tersebut.

Dalam pernyataan lanjutan, militer menyebut telah menambah jumlah personel di sekitar lokasi guna mengantisipasi kemungkinan serangan balasan.

“Beberapa personel dikerahkan untuk mengantisipasi pergerakan sisa-sisa pemberontak,” bunyi pernyataan resmi TNI.

Baca Juga: Lawson Resmi Jadi Milik Alfamart, Diakuisisi Senilai Rp 200 Miliar

Konflik Lama yang Terus Membara

Konflik antara pemerintah Indonesia dan kelompok separatis Papua telah berlangsung selama lebih dari lima dekade, sejak wilayah tersebut secara resmi bergabung dengan Indonesia melalui proses kontroversial Act of Free Choice tahun 1969.

Proses tersebut, meski diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, mendapat kritik luas karena hanya melibatkan sebagian kecil perwakilan masyarakat Papua.

Baca Juga: Gabungan Ojol se-Indonesia Bakal Demo Besar-besaran di Jakarta, Ancam Offbid Masal Seharian

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X