Minggu, 21 Desember 2025

KPK Selidiki Dugaan 'Pilih Kasih' di Dapur MBG: Dari Proyek Pembangunan hingga Penggunaan Bahan Baku

- Sabtu, 8 Maret 2025 | 14:01 WIB
Ilustrasi Program Makan Bergizi Gratis di Papua (Instagram @haluandotco)
Ilustrasi Program Makan Bergizi Gratis di Papua (Instagram @haluandotco)


RBG.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas pemerintah kini mendapat perhatian khusus dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dengan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025 dan potensi tambahan Rp100 triliun, program ini diharapkan mampu meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil.

Namun, seiring dengan besarnya dana yang digelontorkan, muncul indikasi potensi penyimpangan dalam pelaksanaannya.

Baca Juga: Detik-detik Wali Kota Palembang Sidak ke Kantor Keluarahan, Lurah hingga ASN Tak Ditempat Auto SP3

Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan terkait potensi penyimpangan, mulai dari pengurangan nilai makanan hingga praktik 'pilih kasih' dalam penunjukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia layanan.

"Ada kabar yang beredar mengenai adanya perlakuan khusus dalam penentuan SPPG atau pihak-pihak yang ditunjuk sebagai penyedia layanan," kata Setyo Budiyanto, dikutip RBG.id pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Tak hanya itu, KPK juga menyoroti aspek pembangunan fasilitas SPPG dan bahan bakunya, yang dinilai perlu pengawasan lebih ketat guna memastikan transparansi serta keadilan dalam penyaluran program.

Baca Juga: Bolehkah Berpacaran Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan? Ini Penjelasan dari Ustadz Felix Siauw

Salah satu perhatian utama KPK adalah penentuan lokasi SPPG agar lebih strategis.

Hal ini dinilai penting untuk memastikan makanan tetap berkualitas saat sampai di tangan penerima manfaat, terutama anak-anak dan ibu hamil.

Selain itu, KPK juga melakukan kajian terhadap komposisi menu dalam program MBG.

Baca Juga: Kenapa Hari Perempuan Internasional Diperingati Tiap 8 Maret? Ternyata Ini Loh Sejarahnya

Salah satu yang disoroti adalah pemberian susu dalam paket makanan, mengingat program serupa sebelumnya tidak efektif dalam menurunkan angka stunting.

"Berdasarkan evaluasi kami, program sebelumnya lebih banyak mendistribusikan biskuit dibanding susu, sehingga dampaknya terhadap penurunan angka stunting tidak signifikan," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X