Siapa Pemilik Brandoville Studios? Biang Keladi Tindak Kekerasan dan Pelanggaran HAM ke Karyawan

Sosok hebat di balik Brandoville Studios ini rupanya lulusan Vancouver Film School dan melanjutkan pendidikannya di University of Toronto, Kanada.

Dalam berkarir usai menyelesaikan pendidikan tingginya, Ken Lai memulainya dengan bekerja di EA Sports Kanada di tahun 2004.

Prestasinya di karir pertamanya itu, ia berhasil selama 7 tahun memegang jabatan sebagai Lead Artist dalam mengembangkan game.

Baca Juga: Tega Oknum Pesilat PSHT Boyolali, Keroyok Remaja hingga Tewas Usai Bacakan Surat Ini

Selama 7 tahun itu, game terpopuler yang merupakan hasil buatan ia dan timnya adalah FIFA, NBA Live, hingga Fight Night Champion.

Usai lama berkarir di Kanada, ia pindah bekerja dan memulai karirnya di Asia Tenggara.

Karir keduanya itu berada di Malaysia, tepatnya di Lemon Sky Studios tahun 2011 sebagai pemegang saham.

Keterlibatannya di Lemon Sky Studios Malaysia, rupanya adalah cikal bakal terciptanya Brandoville Studios.

Baca Juga: Tiga Tahun Mengabdi, Holding Ultra Mikro BRI Group Sukses Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36 Juta Debitur

Saat itu, pemegang saham Lemon Sky bersama mitra bisnis di Indonesia mencetuskan Brandoville Lemon Sky di tahun 2018.

Selang dua tahun, Brandoville Lemon Sky berganti nama menjadi Brandoville Studios di bulan Maret 2020.

Sayangnya, perusahaan itu tiba-tiba umumkan bahwa resmi tutup pada 17 Agustus 2024 dan Ken lai serta istrinya kembali membangun perusahaan baru yaitu Lailai Studios.

Baca Juga: Resmi, Thom Haye Perkuat Almere City Selama 1 Musim

Tak berselang lama dari tutupnya Brandoville Studios, akhir-akhir ini terungkap bahwa Cherry melakukan berbagai tindak kekerasan ke karyawannya.

Hal ini hingga ramai diperbincangkan oleh netizen lantaran tindakan yang dilakukan sudah sangat parah.