Aspex Kumbong Aplikasikan Manajemen Pengelolaan Air Pascaproduksi dengan Ketat sebagai Komitmen Ramah Lingkungan

Usai diproses di kolam flokulasi dan koagulasi, air pascaproduksi kembali diurai dalam bak aerasi sebelum masuk ke dalam proses sedimentasi final.

Baca Juga: Masih Gress! Kaliurang Jogja Punya Wisata Baru yang Segar dan Banyak Wahana Outbound Seru, Lansia, Anak-Anak Pasti Betah! Ini Dia Lokasinya

Proses panjang pengelolaan air pascaproduksi di Aspex Kumbong tak lain untuk memastikan agar air pascaproduksi yang diproduksi sudah sesuai dengan baku mutu air limbah yang sudah diterapkan sehingga tidak mencemari atau merusak ekosistem jika dilepas ke media lingkungan, seperti sungai.

“Untuk kualitas air pascaproduksi yang telah diolah dan akan dilepas ke media lingkungan, semuanya sudah sesuai dengan batas toleransi kualitas yang telah diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, bahkan alhamdulillah masih sangat jauh di bawah ambang batas toleransi tersebut,” papar Dedi.

Ia mengungkapkan, air pascaproduksi yang sudah diolah bisa disebut sangat aman untuk dialirkan kembali ke sungai.

Baca Juga: Lirik Lagu Shh.. - IU feat Hyein NewJeans dan JOE WON SUN Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Pengelolaan limbah di Aspex Kumbong tidak berhenti sampai di situ.

Lumpur yang sudah diendapkan pada rangkaian sistem Pengolahan Air Limbah PT Aspex Kumbong jika telah melewati pengolahan lebih lanjut akan dibakar di incerator dan energi panas yang diproduksi dari pembakaran ini digunakan untuk proses produksi (recyle).

Pengelolaan limbah sesuai dengan regulasi yang berlaku merupakan satu wujud komitmen PT Aspex Kumbong dalam melindungi lingkungan.

Baca Juga: Lirik Lagu LET IT BURN - TREASURE Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

“Selanjutnya kami akan secara optimal mendukung usaha-usaha pelestarian alam dan lingkungan hidup di Indonesia dengan berbagai inovasi,” pungkas Dedi. (PR)