RBG.ID - Belakangan ini Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendesak masyarkat untuk tinggalkan makan beras. Alih-alih ini terjadi akibat kenaikan harga beras dan El Nino.
Lalu, apa itu El Nino? Apa saja Dampak dan Penyebabnya di Indonesia?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan El Nino akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023.
Faktanya, fenomena ini mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun.
Baca Juga: BMKG: Hari Ini, Hujan Diprediksi Akan Guyur Sebagian Kota di Indonesia, Termasuk Jakarta?
Berita itu disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati yang mengatakan masa peralihan musim kemarau ke musim hujan akan berlangsung pada November 2023.
Selain itu, musim hujan diperkirakan akan datang dari Asia mulai bulan November dan hujan juga mungkin akan mulai turun.
Fenomena El Nino dan Penyebabnya
Laman resmi BMKG NTB menuliskan fenomena El Nino merupakan fenomena suhu pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang menghangat di atas normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah.
Baca Juga: Erick Thohir dan Kejagung Bersih-Bersih BUMN, Al Washliyah: Rakyat Sudah Lama Menunggu
Pemanasan SML meningkatkan kemungkinan berkembangnya awan di Samudra Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia.
Dengan demikian, fenomena El Nino juga dapat menyebabkan kekeringan secara umum di Indonesia.
Menurut laporan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), kondisi El Nino memberikan dampak pengaruh pada cuaca secara signifikan.
Perairan hangat ini bergerak dari selatan kemudian ke Samudra Pasifik.
Artikel Terkait
Harga Beras Naik, Mendagri Tito Karnavian Ajak Masyarakat Tinggalkan Makan Beras
Mendagri Tito Karnavian Ajak Masyarakat Stop Makan Beras Karena Sumber Diabetes