Senin, 22 Desember 2025

Ternyata Ini Penyebab Jabodetabek Belakangan Ini Dilanda Panas Menyengat Saat Siang Hari

- Sabtu, 30 September 2023 | 10:28 WIB
Ilustrasi cuaca panas.  (The Star)
Ilustrasi cuaca panas. (The Star)

RBG.ID – Wilayah Jabodetabek beberapa hari ini dilanda suhu panas yang hingga menyengat saat siang hari.

Dari data prakiraan cuaca BMKG pada hari ini, (30/9/2023) pukul 13.00 WIB, suhu di beberapa titik wilayah DKI, misalnya Jakarta Selatan berada pada 35 derajat celcius.

Lalu, tercatat di Tangerang dan sekitarnya juga suhu mencapai 35 derajat celcius di waktu yang sama.

 Baca Juga: Tinggal Hari Ini! Promo Beli 1 Gratis 1 di McDonald’s, Serbu Sebelum Kehabisan!

Cuaca panas yang ekstrem terjadi di Jabodetabek membuat masyarakat khawatir mengenai dampaknya.

Selain mengganggu aktivitas, suhu yang terlalu panas bisa menimbulkan sejumlah potensi penyakit, misalnya dehidrasi hingga demam tinggi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menuturkan, saat ini sebagian wilayah Indonesia bagian Selatan cenderung masih musim kemarau.

 Baca Juga: Hati-Hati! Sebanyak 35 Siswa SD di Bandung Alami Keracunan Massal, Diduga Akibat Jajanan Ini

Adapun hal itu dipicu oleh angin timur yang berasal dari belahan bumi selatan yang membawa massa udara kering masih cukup kuat berhembus.

Pengaruh El Nino dan IOD Positif membuat potensi pembentukan awan hujan relatif menjadi lebih rendah, maka musim hujan akan menjadi lebih lambat sebagian besar terjadi pada bulan November.

Untuk diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menimbulkan penurunan curah hujan global.

 Baca Juga: Waspada! Ada Kecelakaan di Tol Dalam Kota Arah Cawang Pagi Ini, Lalu Lintas Macet

Sedangkan, IOD atau Indian Ocean Dipole adalah fenomena di Samudera Hindia yang dipicu oleh perbedaan anomali Sea Surface Temperature (SST) antara Pantai Barat Sumatera dengan Pantai Timur Afrika. Perbedaan anomali ini membentuk fase IOD positif (+) dan IOD negatif (-).

Fase positif dari fenomena IOD ini menimbulkan dampak pada kekeringan berkepanjangan di wilayah Asia Tenggara dan Australia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X