Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Pahlawan Revolusi Jenderal Anumerta Ahmad Yani yang Selesaikan Pendidikan Dasar dan Menengah di Bogor

- Jumat, 29 September 2023 | 10:26 WIB
Jenderal Anumerta Ahmad Yani
Jenderal Anumerta Ahmad Yani

Seiring berjalannya waktu pada tahun 1942, saat Belanda menyerah kepada sekutu dan wilayah Indonesia dikuasai oleh Jepang, Ahmad Yani dan keluarganya kembali ke Purworejo.

Ketika Jepang masih menjajah Indonesia yang kala itu membentuk pasukan pembela tanah air atau PETA, Ahmad Yani ikut mendaftar sebagai anggota dari PETA.

Setelah menyelesaikan pelatihan dasar, Ahmad Yani menjalani pelatihan lebih lanjut dan ditunjuk sebagai komandan pleton di Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Dekat dari Jakarta! Yuk Explore Pulau Sangiang Banten, Wisata Asyik Yang Dijamin Estetik

Setelah Soekarno - Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, Ahmad Yani dengan jiwa patriotismenya tanpa ragu ikut bergabung dengan tentara keamanan rakyat atau TKR.

Bahkan, Ahmad Yani ditunjuk sebagai komandan TKR di wilayah Purwokerto.

Sebagai komandan TKR, Ahmad Yani ditugaskan untuk membentuk Batalyon dalam pertempuran melawan pasukan Inggris di Magelang yang berbatasan langsung dengan wilayah Jogjakarta.

Baca Juga: Mau Nonton Film Gratis? Cek Promo Platinum Cineplex, Berlaku hingga 30 September, Lihat Caranya Di Sini

Berkat kepiawaian dalam kepemimpinannya mempertahankan Magelang, pada 21 November 1945 Ahmad Yani dan para pejuang lainnya berhasil memukul mundur pasukan sekutu bahkan Ahmad Yani dijuluki sebagai juru selamat rakyat Magelang.

Tidak terjadi hanya sekali, pada 23 Juli 1947 resimen 19 dari Batalyon yang dipimpin Ahmad Yani pun memukul mundur pasukan Belanda kembali ke Ambarawa.

2 tahun kemudian, saat Belanda menggencarkan agresi militernya yang kedua, Ahmad Yani kembali unjuk gigi menjelang serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Baca Juga: Kembali Merosot, Simak Harga Emas Antam 29 September 2023

Ahmad Yani memiliki Andil yang sangat penting untuk menunjang kesuksesan pertempuran tersebut, Ahmad Yani memang bukan aktor utama yang mengambil peran sentral dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, ia tidak bertempur di Yogyakarta sebagai pusat Serangan Umum 1 Maret 1949, namun aksi Ahmad Yani dari pinggiran justru menjadi kunci keberhasilan serangan massal serentak namun singkat yang akhirnya membuka mata dunia

Saat terjadi Agresi Militer Belanda yang kedua 19 Februari 1944, pasukan Ahmad Yani bertugas menghadang tentara Belanda yang sedang menuju Yogyakarta ibukota Republik Indonesia saat itu.

Penghadangan yang bertujuan menghalangi perjalanan pasukan Belanda ke Jogjakarta berlangsung selama beberapa hari dan akhirnya kala itu tentara Indonesia di bawah komando Ahmad Yani berhasil menghancurkan pos-pos Belanda di jalur yang menghubungkan setengah dengan Yogyakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X