Namun, rupanya agen penyaluran tenaga kerja itu bersifat palsu hanya untuk menutupi akal busuk perdagangan manusia.
Baca Juga: Anak Tak Suka Sayur dan Buah? Pakai Trik Ini Agar Si Kecil Lebih Mudah Makan
Maria membeberkan, semua perangkat komunikasi dan identitasnya disita.
Para korban itu dipaksa bekerja selama dua tahun tanpa bisa pulang kampung atau bertemu orang lain.
Parahnya, gaji baru akan diberikan setelah dua tahun bekerja. Maria menyebut dirinya dipekerjakan di rumah dokter dengan tiga anak.
Ia harus menjalani rutinitas yang sangat berat dan tidak manusiawi. Bahkan, majikannya itu hanya mengizinkan Maria makan hanya di waktu siang hari.
Lantaran merasa terjebak dan aturan kerja yang tidak manusiawi, Maria akhirnya melarikan diri pada 9 Oktober.
Pelarian Maria itu dengan tujuan untuk mencari yayasan atau agen yang menyalurkan dirinya bekerja di Medan.
Baca Juga: Gawangnya Dijebol Timnas China Dua Kali, Reaksi Maarten Paes Bikin Terkejut
Sayangnya ia tidak mengetahui alamat Yayasan tersebut. Akhirnya, ia diantar salah satu warga Medan untuk bertemu dengan Pastor Polce tersebut.
Masyarakat kini harus lebih mewaspadai bentuk-bentuk perdagangan manusia yang tengah marak terjadi.
Berdasarkan penelusuran redaksi RBG, terdapat beberapa modus perdagangan manusia selain soal lowongan pekerjaan oleh agen penyaluran tenaga kerja bodong.
1. Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri yang sering kali dilakukan tanpa dokumen resmi.