RBG.ID – Kalian pasti tahu tradisi menembakkan meriam saat bulan Ramadan.
Midfa Al Iftar adalah tradisi yang berkembang dan menyebar ke negara-negara Timur Tengah.
Direktur diviisi warisan budaya di Departemen Kebudayaan Sharjah Abdul Aziz Al Mussalam mengatakan, yang memperkenalkan tradisi ini ke Sharjah pada masa pemerintahan tahun 1924 oleh Syekh Sultan bin Saqr Al Qasimi.
Baca Juga: Remaja Perempuan Lebih Berisiko Terkena Anemia
Wilayah Uni Emirat Arab sampai tahun 1970-an, masjid-masjid di sana belum dilengkapi pengeras suara.
Sebab itulah, tembakan meriam penting untuk menandakan waktu buka puasa.
Tradisi ini terlihat membahayakan sehingga tahun 1980 sempat dihentikan dan dilakukan kembali tahun 1995.
Hingga saat ini, kepolisian yang menjadi penanggungjawab dalam menjalankan tradisi midfa al iftar.
Baca Juga: Remaja Perempuan Lebih Berisiko Terkena Anemia
Penembakan meriam dilakukan di sembilan tempat, salah satunya tepi laut Al Majaz.
Berbeda dengan Dubai, Wakil Presiden UEA Sheikh Rashid bin Saeed memperkenalkan tradisi penembakkan meriam pada tahun 1960-an. Tentunya dengan pengawasan pihak kepolisian Dubai.
Sempat terjadi penyerangan sehingga semua meriam diambil paksa.
Namun tentara Lebanin bisa mengembalikan tradisi yang seharusnya berlanjut.
Artikel Terkait
Bukan Sembarang Kata, Ini Arti Kata Cuaks Bahasa Gaul yang Viral di Media Sosial
NCT DREAM Semakin Melokal Salim dengan Pak Muh. Sebenarnya Apa Makna Cium Tangan?
Mau Nonton Konser? Simak 4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Beli Tas PVC Transparan
Anak-Anak Mencari Permen dan Kacang: Tradisi Menyambut Ramadan di Uni Emirat Arab
Midfa Al Iftar: Bunyi Tembakan Meriam Sebagai Penanda Waktu Buka Puasa