Minggu, 21 Desember 2025

Dampak Jangka Panjang Kekerasan Orangtua pada Anak: Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental dan Fisik

- Rabu, 11 September 2024 | 16:00 WIB
Ilustrasi Aksi Kekerasan pada Anak yang dialami anak perempuan di Bulukumba (Freepik)
Ilustrasi Aksi Kekerasan pada Anak yang dialami anak perempuan di Bulukumba (Freepik)

RBG.id — Kekerasan fisik dan penganiayaan terhadap anak kerap terjadi belakangan ini, bahkan kasus tersebut tak jarang dilakukan oleh orang tuanya.
 
Seperti yang baru-baru ini viral, di mana seorang pria tega menganiaya anak perempuan dengan membanting, menginjak hingga memukulnya berkali-kali.
 
Kasus penganiayaan itu terjadi di dalam sebuah rumah di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 8 September 2024.
 
 
Tersiar kabar, pria tersebut diduga adalah pamannya yang seolah tidak memiliki rasa berkeprimanusiaan dengan brutalnya menyiksa anak berusia 10 tahun.
 
Beruntung, sang anak tersebut masih selamat dan kini pria itu telah diringkus oleh pihak kepolisian Polres Bulukumba.
 
Anak perempuan tersebut pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
 
Video Penganiayaan Anak di Sulsel yang Viral di Medsos.
Video Penganiayaan Anak di Sulsel yang Viral di Medsos. (Foto/X @hushwatchID.)
 
 
Kasus penganiayaan pada anak tentunya akan menyebabkan rasa trauma berat hingga merusak kesehatan mentalnya.
 
Terlebih, hal itu dilakukan oleh orang terdekatnya, yang bisa saja setiap hari bertemu. Tentunya sang anak akan kesulitan menyembuhkan traumanya.
 
Dampak yang muncul dari diri anak usai mengalami kejadian menyeramkan bagi seorang anak itu bisa beragam.
 
 
Orang tua atau paman sebagai orang terdekat yang diharapkan bisa melindungi, justru menorehkan luka batin bahkan luka fisik.
 
Berdasarkan penelusuran redaksi RBG, berikut 5 dampak kekerasan pada anak yang patut diwaspadai.
 
1.  Turunnya fungsi otak
Seorang anak yang pernah mengalami kekerasan akan mengalami penurunan fungsi otak.
 
 
Hal ini disebabkan oleh banyaknya rasa trauma dalam pikiran dan hatinya. Bahkan, kondisi ini akan berdampak pada prestasi akademik yang menurun.
 
Anak yang memiliki trauma terhadap kekerasan yang pernah dialami, cenderung akan lebih sulit memusatkan perhatiannya saat belajar, termasuk sulit mempelajari hal baru.
 
2.  Kesulitan mengendalikan emosi
Anak yang mengalami kekerasan sering kali susah untuk mengontrol emosinya.
 
 
Anak dengan rasa trauma berat akibat kekerasan cenderung lebih suka marah, ketakutan, dan sedih yang berlebihan.
 
Hal ini bisa terjadi bahkan hingga anak tersebut beranjak dewasa dan berpengaruh pada kegiatan sehari-harinya.
 
Sulit memaafkan orang lain juga akan terjadi jika anak sulit mengontrol emosinya.
 
 
3. Kesulitan berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain
 
Anak yang tumbuh disertai pengalaman alami kekerasan akan lebih sulit percaya terhadap orang lain.
 
Hal ini menyebabkan seorang anak akan kesulitan memulai interaksi dan membangun hubungan dengan orang lain. 
 
Bahkan, perasaan curiga pun kerap muncul ketika tengah berinteraksi atau menjalin hubungan dengan orang lain.
 
 
Parahnya, kekerasan terhadap anak akan memberikan dampak berupa munculnya fobia terhadap pria atau wanita.
 
Contoh, jika anak kerap mengalami kekerasan oleh ayahnya, fobia yang bisa menyerang adalah fobia terhadap pria lain dan begitupun sebaliknya.
 
4.  Menjadi pelaku kekerasan pada anak ketika dewasa
 
Seorang anak yang tumbuh dari trauma kekerasan yang dilakukan oleh orang tua atau orang sekitarnya maka tidak menutup kemungkinan kekerasan itu akan menjadi dendam mendalam.
 
 
Efeknya, jika anak tersebut telah dewasa bahkan sudah menikah dan memiliki anak, besar kemungkinan ia akan menjadi pelaku kekerasan juga pada anaknya.
 
5. Lebih tinggi memiliki resiko penyakit 
Kekerasan yang dialami anak tentunya akan menimbulkan trauma hingga ia dewasa.
 
Hal ini dapat berdampak pada terganggunya kesehatan, seperti bisa menjadi pemicu stroke, depresi, diabetes, jantung koroner hingga asma.
 
 
Parahnya, anak yang sering mengalami kekerasan, bisa jadi akan mencoba mengatasi masalahnya dengan berpaling ke alkohol atau obat-obatan terlarang.
 
Demikian, penjelasan terkait dampak kekerasan pada anak yang bisa terjadi dan berlanjut hingga usia dewasa.***
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X