RBG.ID - Akibat kasus penganiayaan yang dialami David (17) oleh Mario Dandy Satrio (20), kini didiagnosis mengalami diffuse axonal injury.
Mario Dandy beberapa kali menendang secara kencang kepala korban yang sudah terkapar di jalanan.
Kekerasan inilah yang mengakibatkan korban mendapatkan diagnosis diffuse axonal injury (DAI).
Baca Juga: Akui Kondisi David Membaik, Rustam Hatallah: Belum Ada Perkiraan Siuman
Melansir dari Pusat NCIB atau Nasional Informasi Bioteknologi AS, DAI merupakan jenis cedera otak traumatis atau TBI yang diakibatkan oleh cedera tumpul di otak.
TBI atau cedera otak traumatis diklasifikasikan dari ringan, sedang, dan berat. Klasifikasi tersebut berdasarkan skala koma Glasgow atau GCS.
Pasien cedera otak traumatis dengan GCS 13 sampai 15 tergolong ringan, yang termasuk mayoritas pasien cedera otak traumatis. Pasien dengan GCS sembilan hingga 12 dianggap memiliki cedera otak traumatis sedang, sedangkan pasien dengan GCS di bawah delapan diklasifikasikan memiliki cedera otak traumatis berat.
Baca Juga: Tersangka Baru, Polisi Tangkap Shane Rekan Mario Dandy Satriyo Akibat Terlibat Penganiayaan David
Gejala umum yang terjadi pada pasien DAI adalah kehilangan kesadaran yang akan berlangsung selama enam jam atau lebih.
Jika mengalami DAI ringan, pasien mungkin masih bisa sadar tetapi menunjukkan tanda-tanda kerusakkan pada otak lainnya.
Namun, cedera ini seringkali berakibat fatal. Dalam kasus lain, DAI dapat menyebabkan perubahan perilaku, sosial, fisik, dan kognitif pada seseorang yang mungkin bersifat sementara atau cacat permanen bahkan kematian.
Baca Juga: Polisi Kembangkan Penyidikan Penganiayaan David Ozora
Dalam kasus DAI, tindakan yang segera dilakukan yaitu mengurangi adanya pembengkakan yang terjadi di dalam otak. Sebab, hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada otak lebih lanjut.
Tidak ada operasi yang tersedia untuk menangani orang yang mengalami DAI. Namun, rehabilitasi dapat dilakukan jika DAI tergolong ringan hingga sedang.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News
Artikel Terkait
Apa Itu Demensia Frontotemporal? Begini Gejala dan Penyebab Penyakit yang Dialami Bruce Willis
PeduliLindungi Akan Berganti Menjadi Satu Sehat Mobile, Kemenkes: 'Tidak Perlu Uninstall Aplikasinya'
Pisang Goreng Jadi Dessert Terenak di Dunia, Nyatanya Nutrisi Pisang Berkurang Saat Digoreng
Penduduk Indonesia yang Berobat ke Malaysia Meningkat 16 kali Lipat di 2023
Zulkifli Hasan Lakukan Peninjauan Vaksinasi Booster Kedua COVID-19 di Lingkungan Kemendag