RBG.ID - Pada tahun lalu, perwakilan keluarga Bruce Willis mengumumkan bahwa sang aktor pensiun dari industri hiburan. Kini pihak keluarga kembali mengungkap kondisi kesehatan sang aktor.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pihak keluarga, mereka mengabarkan kondisi terkini Bruce Willis yang dinyatakan mengidap demensia frontotemporal.
"Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce telah berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis yang lebih spesifik: demensia frontotemporal (dikenal sebagai FTD)," tulis pihak keluarganya seperti yang dikutip dari Variety.
Baca Juga: Bruce Willis Didiagnosis Alami Kerusakan Otak
"Sayangnya, tantangan komunikasi hanyalah salah satu gejala dari penyakit yang dihadapi Bruce. Meskipun ini menyakitkan, lega akhirnya memiliki diagnosis yang jelas," lanjut phial keluarganya.
Seperti dikutip dari Mayo Clinic, demensia frontotemporal adalah istilah umum untuk sekelompok gangguan otak yang terutama mempengaruhi lobus frontal dan temporal otak. Area otak ini umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.
Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Beberapa orang dengan demensia frontotemporal mengalami perubahan dramatis dalam kepribadian mereka dan menjadi tidak pantas secara sosial, impulsif atau acuh tak acuh secara emosional, sementara yang lain kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan benar.
Baca Juga: 6 Film Penting di Karier Bruce Willis
Demensia frontotemporal dapat salah didiagnosis sebagai masalah kejiwaan atau sebagai penyakit Alzheimer. Tetapi demensia frontotemporal cenderung terjadi pada usia yang lebih muda daripada penyakit Alzheimer. Demensia frontotemporal sering terjadi antara usia 40 hingga 65 tahun.
Demensia frontotemporal disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Ini dianggap merusak sel dan menghentikannya bekerja dengan baik. Protein tersebut menumpuk di lobus frontal dan temporal otak di bagian depan dan samping sehingga menyusut.
Selain itu, ada mutasi genetik yang dikaitkan dengan demensia frontotemporal. Tetapi lebih dari separuh orang yang mengalami demensia frontotemporal tidak memiliki riwayat demensia dalam keluarga. Namun, risiko terkena demensia frontotemporal lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga dengan demensia.
Sumber: Variety dan Mayo Clinic
Ikuti berita menarik lainnya di Google News
Artikel Terkait
Skinny Fat: Badan Kurus Tapi Perut Buncit, Ketahui Penyebab Skinny Fat!
Bahayanya dan Cara Cek Body Fat: Berat Badan Normal Tapi Perut Buncit
Nyeri Mensturasi yang Luar Biasa, Melaney Ricardo Putuskan Operasi Pengangkatan Rahim
Mengenal Adenomiosis yang Diderita Melaney Ricardo, Gejala Hingga Pengobatannya
Melaney Ricardo Operasi Pengangkatan Rahim, Satu-Satunya Cara Menyembuhkan Adenomiosis