RBG.ID - MENANGGAPI pemberlakuan aturan zero over dimension over load atau ODOL 2023, kalangan pengusaha memberikan respon yang negatif.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, kebijakan tersebut berpotensi memberatkan sub sektor industri yang memiliki komponen besar dalam biaya distribusi.
Hariyadi mencontohkan, asosiasi keramik yang biaya distribusinya berpotensi naik dua kali lipat bahkan lebih, jika batas ODOL diturunkan.
Baca Juga: Target Kendaraan Zero ODOL Butuh Intruksi Presiden
”Jadi ini sangat signifikan dan ini tentu juga akan memicu inflasi,” ujarnya.
Hariyadi pun menyarankan, aturan tersebut diterapkan melalui fase transisi.
Jika, tanpa adanya transisi, maka kegiatan distrubusi bisa berhenti.
Baca Juga: Viktor Axelsen Mundur dari Indonesia Masters 2023
”Ini berpotensi menimbulkan kekacauan,” ucapnya.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto menambahkan, penerapan zero ODOL berpotensi meningkatnya biaya angkutan logistik.
”Jika kapasitas angkut diturunkan semisal 10 persen maka jumlah perjalanan pergerakan barang dari industri akan bertambah 10 persen,” ujarnya.
Baca Juga: 3 Pelatih Asli Inggris yang Streak Tanpa Kekalahan Lebih Dari 10 Laga
Akibatnya, lanjut dia, biaya transportasi logistik dari masing-masing industri akan naik secara linier.
Kenaikan biaya tersebut pastinya akan dibebankan kepada pembeli. Bertambahnya jumlah trip per hari dari industri pun akan naik 10 persen.
Artikel Terkait
Demi Konten, Banyak Remaja di Bogor Nekat Cegat Truk di Jalan Raya
Kasus Sopir Truk Penabrak Remaja Hingga Tewas di Bogor Berujung Damai, Kapolresta: Kasus Ditutup
Truk Bermuatan Padi Terguling di Tanjakan Cipeucang, Ini Penyebabnya!
Kecelakaan Lalu Lintas di Cibadak Kabupaten Sukabumi, Truk Terperosok ke Saluran Drainase
Detik-detik Seorang Bocah Hampir Terlindas Truk Pariwisata di Magelang