Dari luas itu, jumlah petaninya mencapai 1,8 juta kepala keluarga. Setiap hektare kebun kopi itu rata-rata memproduksi 600 kg hingga 700 kg kopi per tahun.
Baca Juga: 4 Lokasi Glamping di Bogor, Lokasi Dekat dengan Alam, Dilengkapi Fasilitas Wah
Lalu, pada 2022, jumlah produksi kopi naik menjadi 794 ribu ton. Namun, pada 2023 ini, diprediksi jumlah produksi kopi Indonesia kembali menurun. Karena faktor cuaca yang tidak mendukung.
”Berbeda dengan negara penghasil kopi lainnya, yang faktor cuaca tak pasti ini sudah teratasi,” kata Syafrudin.
Berkaca dari Vietnam, runner-up penghasil kopi dunia, soal pasokan air sudah tidak lagi jadi masalah.
Pemerintahnya mengatur irigasi dengan begitu apik. Entah musim hujan, entah kemarau, air melimpah.
”Akhirnya membuat petani di sana konsen ke kopi. Setiap petani di Vietnam memiliki 10 hektare kebun kopi bila dirata-rata,” jelas Syafrudin.
Padahal, dari luas lahan keseluruhan, Vietnam berada di bawah Indonesia dengan hanya 1,2 juta hektare.
Baca Juga: Jakarta International Stadium Bakal Diresmikan Ulang Jelang Menjadi Venue Piala Dunia U-17
Kolombia pun jauh di bawah Indonesia dengan 800 ribu hektare. Luas lahan kopi Indonesia hanya disaingi Brasil dengan luas mencapai 1,5 juta hektare.
Syafrudin menuturkan, dengan modal luas tanah dan kesuburan, seharusnya Indonesia mampu bertengger di posisi teratas.
Pekerjaan rumahnya adalah soal peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani dan peran aktif pemerintah.
Baca Juga: Wow Ada Gebyar Promo Tiket Taman Safari Spesial Paket Keluarga Besar Loh, Cek Harganya
Karena itu, kebanyakan kebun kopi Indonesia itu tanamannya tua. Tentunya, tanaman tua membuat produktivitas berkurang, bahkan tidak produktif.