RBG.ID - Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat.
Risiko pertumbuhan ekonomi dunia ikut melambat.
Bank Indonesia (BI) menegaskan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 persen pada sisa 2023 dan fokus pada penguatan stabilisasi nilai rupiah.
Baca Juga: Kang Mina Eks Gugudan Resmi Bergabung dengan Agensi Story J Company
Berikut penjelasan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan Indonesia.
The Federal Reserve (The Fed) sudah menaikkan suku bunga tinggi tapi inflasi di Amerika Serikat (AS) masih saja belum mereda.
Apa kondisi yang mempengaruhi stance kebijakan itu?
Baca Juga: Persik Kediri Hadapi Borneo FC Sore Ini, Berikut Perkiraan Pemain hingga Head to Head
AS adalah negara yang paling cepat melakukan vaksinasi. Sehingga permintaannya (terhadap komoditas makanan-minuman) cepat naik.
Sedangkan, suplai tergantung dengan mobilitas (ekonomi) yang juga terganggu akibat ketegangan perdagangan dengan Tiongkok.
Baca Juga: Inilah Truth Social, Media Sosial Alternatif Pengganti Twitter
Perang Rusia dengan Ukraina juga semakin mengganggu dan menurunkan agregat suplai dari sisi penawaran. Demand tidak bisa hanya dikendalikan oleh kenaikan suku bunga.
Fed fund rate yang semula kami perkirakan 5,25 persen, ada kemungkinan baseline di Juli nanti naik menjadi 5,5 persen.
Perekonomian Tiongkok yang lebih rendah dari ekspektasi, bagaimana BI memandang dampaknya?
Artikel Terkait
Kendalikan Inflasi, BI dan Pemprov Jatim Luncurkan Program Digdaya Amukti Palapa
Jelang Nyepi, BI Ungkap ATM di Bali Dinonaktifkan Selama Dua Hari Mulai Besok 21 Maret
Perry Warjiyo Kembali Jabat Gubernur BI 2023-2028, Ini Profil Lengkapnya
Persiapan Lebaran Idulfitri 2023, BI Buka 5.066 Titik Penukaran Uang Baru Mulai Hari Ini
ChapBodas Ajang Silaturahmi dan Halal Bi Halal Pecinta Mobil Karimun
Update Pemulihan Bank Syariah Indonesia (BSI), OJK, BI, BSSN, Hingga Kominfo Dilibatkan
Pertumbuhan Ekonomi 2023 Bisa Capai 5,3 Persen, Gubernur BI: Didukung Peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen