bekasi

Ngotot Ada Wisuda Sekolah, Remaja Bekasi Ini Kena Semprot Dedi Mulyadi: Anda Miskin, Jangan Sok Kaya!

Senin, 28 April 2025 | 11:31 WIB
Kolase foto Dedi Mulyadi dan Aura Cinta (TikTok.com/dana_irawan)

RBG.ID - Video perdebatan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan seorang remaja perempuan asal Kabupaten Bekasi tengah ramai diperbincangkan di media sosial.

Remaja tersebut mengkritik kebijakan penghapusan acara wisuda sekolah dan penggusuran rumah di bantaran sungai yang baru-baru ini diterapkan.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu 27 April 2025, Perdebatan ini bermula saat Dedi Mulyadi mengunjungi warga yang terdampak penggusuran di bantaran Kali Bekasi. 

Baca Juga: 2 Hektar Tanah bakal Dijadikan TPU Sindangrasa

Di tengah kunjungannya, ia berdialog dengan Aura yang merupakan siswi SMA 1 Cikarang Utara.

Pada kesempatan itu, Aura menyampaikan keinginannya untuk tetap mengikuti acara perpisahan sekolah, dengan biaya mencapai Rp1,2 juta. Gadis itu berpendapat, perpisahan sekolah penting untuk membukukan kenangan.

“Biar adil pak, semua murid itu biar bisa ngerasain perpisahan. Sanya ngerasa kalau gak ada perpisahan, kita (murid) gak bisa ngerasain kumpul bareng,” ujar Aura.

Baca Juga: Hasilkan 69 Ton Beras di Panen Raya, AEWO Mulyaharja Suguhkan Keindahan Sawah

Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi menilai keputusan tersebut keliru. Sebagai Gubernur, ia menyarankan lebih baik uang tersebut ditabung atau digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat, salah satunya untuk biaya mengontrak rumah usai rumah Aura digusur.

"Tinggal aja di bantaran sungai, kenapa bergaya hidup seperti orang kaya? Ini harus dibenahi cara berpikirnya," tegas Dedi.

Dedi juga mengingatkan dengan tegas pentingnya sikap realistis dalam menghadapi keterbatasan ekonomi. 

Baca Juga: KAI dan Pemkot Bogor Sepakat Bangun Underpass di Perlintasan Kereta Kebon Pedes

"Anda Miskin, tapi jangan sok kaya. Orang miskin itu harus tekan semua pengeluaran untuk membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan, digunakan untuk kegiatan positif, bisnis, pengembangan diri," kata dia.

“Lah, ini rumah gak punya, tinggal di bantaran sungai, ngapain protes-protes harus ada wisuda. Logikanya harus dipakai, hidup itu jangan sombong, ibunya buat ngontrak aja gak punya tapi anaknya merasa wisuda penting,” tandasnya

Meski begitu, remaja tersebut tetap mempertahankan pendapatnya bahwa perpisahan sekolah adalah momen penting sebelum melangkah ke jenjang berikutnya.

Baca Juga: Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis di Kota Bogor Capai 120 ribu Siswa.

"Kalau tidak ada perpisahan, kita tidak bisa kumpul terakhir kali dengan teman-teman," ujarnya.

Dedi pun menyarankan alternatif agar siswa yang ingin mengadakan perpisahan bisa melakukannya secara mandiri tanpa mengatasnamakan sekolah.

"Silakan kumpul-kumpul sendiri. Perpisahan sendiri, jangan bawa nama sekolah," saran Dedi.

Diketahui sejak dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada Februari 2025, Dedi memang konsisten menolak acara perpisahan sekolah dan study tour berbiaya mahal.

Dedi Mulyadi menilai kegiatan semacam itu hanya menambah beban orang tua. Bahkan, pada hari pertamanya menjabat, Dedi langsung mencopot kepala sekolah di Depok yang memaksakan pelaksanaan study tour keluar provinsi.***

Tags

Terkini