Produksi uang palsu aktif kembali pada Mei 2024, dengan pengangkutan alat cetak ke UIN Alauddin pada September 2024.
Saat ini, polisi masih memburu tiga orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Pengungkapan sindikat ini disebut sebagai kasus besar yang melibatkan berbagai pihak, dari akademisi hingga politisi, dengan peran berbeda-beda dalam operasinya.***