Senin, 22 Desember 2025

Sebanyak 1.440 Balita di Kabupaten Bekasi Menunjukkan Gejala Obesitas

- Minggu, 2 Juli 2023 | 14:45 WIB
Ilustrasi: POSYANDU: Bidan Desa Paras memberikan vitamin kepada salah seorang balita di Desa Paras.  (Sumber: Pemdes Paras for Jawa Pos Radar Bromo)
Ilustrasi: POSYANDU: Bidan Desa Paras memberikan vitamin kepada salah seorang balita di Desa Paras. (Sumber: Pemdes Paras for Jawa Pos Radar Bromo)

RBG.ID - berdasar data Dinas Kesehatan hingga pertengahan 2023, sebanyak 1.440 anak usia balita di Kabupaten Bekasi terindikasi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

”Obesitas menjadi salah satu persoalan gizi pada balita yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi selain stunting dan gizi buruk,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata seperti dilansir dari Antara di Cikarang, Sabtu (1/7).

Dia mengatakan, pemicu obesitas pada balita disebabkan beberapa faktor. Mulai dari pola makan yang tidak sesuai dengan anjuran kesehatan, yakni tidak sehat, porsi berlebih, hingga faktor genetik.

Baca Juga: Catat! Bayar MRT Sudah Tak Bisa Gunakan Metode Pembayaran Gopay, OVO, DANA, dan LinkAja

”Peran aktif orang tua dibutuhkan untuk mencegah obesitas mengingat pemicu persoalan gizi ini berawal dari konsumsi makanan tidak sehat, berlebihan, serta konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori namun rendah nutrisi tanpa diikuti aktivitas fisik yang cukup,” papar Supriadinata.

”Kemudian persoalan di wilayah-wilayah urban seperti di Kabupaten Bekasi itu banyak orang tua yang bekerja. Bapak dan ibunya pergi pagi dan pulang malam, sementara bayinya diasuh orang lain. Bisa jadi, agar diam si bayi dikasih makanan minuman manis secara terus-menerus hingga memicu obesitas,” tambah dia.

Supriadinata menyatakan, obesitas pada balita juga bisa disebabkan faktor internal. Yakni keturunan atau kelainan genetik meski kecenderungan faktor ini relatif lebih kecil dibandingkan pengaruh lingkungan luar, yakni pola makan tidak sehat dan berlebihan.

Baca Juga: Guna Mengurai Kemacetan, Dishub DKI Jakarta Pakai 20 Teknologi AI pada 20 Persimpangan

”Mengacu teori klasik H.L. Bloom, penyakit yang ditimbulkan akibat faktor genetik peluangnya cenderung lebih kecil hanya 10 persen,” ucap Supriadinata.

Dia mengimbau masyarakat melakukan upaya pencegahan obesitas. Selain menerapkan pola makan sehat dan seimbang, berat badan dan panjang atau tinggi badan balita juga harus dipantau secara berkala di posyandu.

”Orang tua harus membawa bayi ke posyandu, ditimbang rutin setiap bulan ketika ada kenaikan yang tidak wajar dapat langsung dikonsultasikan ke dokter di puskesmas terdekat di sekitar Posyandu. Pemerintah juga rutin melakukan Bulan Penimbangan Balita dari Februari-Agustus sekaligus pemberian Vitamin A,” tutur Supriadinata.

Baca Juga: Geger! Satu Unit Mobil Jatuh ke Dalam Parit di Kaliabang Bekasi

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh menambahkan, dari total 1.440 balita obesitas, 275 di antaranya bahkan masih berusia di bawah dua tahun (0-23 bulan).

Dari 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi tercatat hanya dua kecamatan yang saat ini terbebas dari masalah obesitas pada balita yakni Kecamatan Pebayuran dan Cabangbungin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X