RBG.ID, BEKASI TIMUR- Pemkot Bekasi harus berbenah memasuki musim penghujan, beberapa waktu lalu berbagai titik banjir sudah bermunculan, meskipun masih dalam kategori hujan lokal. Dalam mengantisipasi banjir, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) mengaku kesulitan dalam mengatasi pengendapan lumpur di saluran air, meskipun hal ini bukan satu-satunya penyebab banjir.
Kesulitan mengangkat sedimentasi ini terjadi baik di saluran air terbuka maupun saluran air yang tertutup, terutama di saluran penghubung yang berada di dalam tanah atau Crossing. Total ada 13 Crossing tersebar di wilayah Kota Bekasi, melintas di bawah Kalimalang, jalan tol, hingga rel kereta api. Saat ini ada tiga crossing yang sudah di duplikasi.
"Kenapa harus dibangun duplikasi, yaitu untuk menambah kapasitas di dalam crossing dan untuk mempermudah pemeliharaannya. Jadi pada saat ada dua crossing itu, pada saat pemeliharaan satu ditutup, satu dibuka, yang ditutup lah yang dilakukan pemeliharaan," kata Kepala DBMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana, Senin (17/10).
Crossing yang melintas di bawah rel kereta api, Kalimalang, maupun jalan tol kata Arief, sedianya dikelola oleh pemerintah pusat. Sejauh ini pihaknya sudah meminta bantuan kepada pemerintah pusat untuk melakukan normalisasi.
Namun, bantuan yang diberikan sejauh ini dinilai belum maksimal. Jika kemampuan anggaran memungkinkan, sepuluh crossing yang tersisa seharusnya diduplikasi untuk memudahkan pemeliharaan."Kedepan kalau memang anggarannya ada ya harus diduplikasi kan," ungkapnya.
Sedimentasi ini hanya salah satu faktor penyebab banjir, membuat kapasitas saluran air menjadi lebih kecil. Hal-hal seperti ini tidak hanya terjadi pada saluran yang berada di bawah tanah, namun juga pada saluran air yang terbuka, akibat penyalahgunaan daerah sempadan sungai.