Dia mengaku telah sering melakukan pengajuan kepada DCKTR Kabupaten Bekasi, untuk segera membangun sekolah-sekolah yang sudah dianggap tak laik.
Pihaknya menduga, ada program lain yang lebih diprioritaskan, sehingga pembangunan fisik sekolah luput dari perhatian, seperti saat penanganan Covid-19, menyebabkan sejumlah program yang telah dianggarkan terpaksa dialokasikan untuk sektor kesehatan.
"Pembangunan atau perbaikan sekolah itu kan sesuai dengan anggaran yang ada. Namun dalam dua tahun selama Covid-19, tidak ada pembangunan maupun untuk rehab sekolah," beber Carwinda.
Meski begitu, ia mengaku telah mengajukan pembangunan fisik sejumlah sekolah pada tahun depan. Begitu juga dengan pengadaan meubelair dalam waktu dekat akan diselesaikan.
"Sudah kami ajukan beberapa sekolah untuk dibangun tahun depan. Berkaitan dengan meubelair, sedang dalam proses pengadaan. Tapi memang karena ada hal teknis berkaitan dengan harga yang berbeda-beda, sehingga ada keterlambatan," tutup Carwinda. (and)