RBG.ID, SUKAWANGI- Menyandang daerah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia tenggara, tidak menjamin dunia pendidikan di kabupaten Bekasi lebih baik. Buktinya, ribuan ruang kelas di wilayah dengan 23 kecamatan tersebut belum dilengkapi dengan meja kursi.
Data yang dihimpun Radar Bekasi (RBG.ID Group), pada tahun 2020 lalu terdapat 1.754 ruang kelas di kabupaten Bekasi tanpa meja kursi. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni 715 ruang kelas di tahun 2019 dan 1.200 ruang kelas di tahun 2017.
Seperti yang terlihat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukadaya 02, sejumlah siswa terpaksa harus belajar ‘deprok’ tanpa meja kursi. Kondisi seperti ini sudah berlangsung selama lima tahun belakangan, namun ironisnya tidak ada perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, walaupun pihak sekolah sudah sering mengajukan permohonan untuk pengadaan meja dan kursi.
Terlihat, siswa kelas VI (enam) di SD tersebut harus belajar dilantai dengan beralaskan tikar atau lampit. Posisi para siswa harus membungkuk ketika mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Alhasil, para siswa sering mengeluhkan pegal-pegal akibat belajar yang tidak sepantasnya. Bahkan, pakaian atau seragam siswa kotor karena terkena debu dari lantai.
"Ya badan pada pegal-pegal setiap pulang sekolah. Ini sudah lima tahun (belajar tanpa meja dan bangku)," ucap Fitria, siswa kelas VI (enam) SDN Sukadaya 02, saat ditemui disela-sela kegiatan belajar.
Tidak hanya meja dan kursi yang menjadi persoalan di sekolah tersebut. Kondisi sekolah yang sudah tidak layak, juga menjadi persoalan untuk siswa di sekolah tersebut. Pasalnya setiap turun hujan kondisi ruang kelas bocor, akibatnya kegiatan belajar harus dihentikan. "Kalau hujan bocor juga, ya sangat mengganggu," ungkap Fitria.
Dari pantauan Radar Bekasi dilokasi, kondisi sekolah memang sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar. Karena plafon dan atap sekolah banyak rusak, tentunya kondisi tersebut sangat membahayakan para siswa yang belajar. Hal itu dirasakan oleh para wali murid, yang setiap hari khawatir dengan kondisi anak-anaknya. Terlebih saat angin dan hujan.