Lanjutnya, dari hasil pemanasan sampah tersebut, akan menghasilkan uap yang kemudian disalurkan menggunakan pipa hingga akhirnya menjadi BBM.
Filter pun turut dipasang untuk mencegah residu mencemari kualitas produk.
Andre mengaku, inovasi yang dilakukan itu, didapat dari hasil observasi serta mencari sejumlah referensi, baik melalui video di internet maupun bertanya ke sejumlah pihak.
Dengan bekal pengetahuan yang dirasa cukup, mereka pun coba mempraktekannya. Namun, pembuatan instalasi pengolahan sampah rupanya tidak mudah. Perlu sedikitnya lima sampai enam kali percobaan hingga akhirnya berhasil.
“Dari mulai percobaan, lima sampai enam kali, selama sebulan akhirnya bisa juga,” bebernya.
Setelah berhasil, kini mereka rutin mengolah sampah yang berada di sekitarnya. Dalam sekali pengolahan, mereka bisa menghabiskan sampah hingga 10 kilogram. Mayoritas sampah berjenis plastik sisa makanan.
Kemudian dari hasil pembakaran tersebut, mereka bisa menghasilkan sedikitnya enam liter BBM, baik berjenis solar, minyak tanah sampai bensin.
“Tahunya itu BBM jenis solar dan minyak tanah, dari baunya kadar oktannya. Jadi, pada pembakaran pertama, jadinya itu solar, pembakaran kedua bensin, yang ketiga jadi minyak tanah,” ucapnya.