Informasi yang didapat dari warganya, ada sekira empat lagi. Namun, keempatnya sudah terkubur telat di bawah bangunan rumah warga.
Ia mengatakan bahwa satu batu yang tersisa di area pemukiman warga rencananya akan diangkat dan diamankan oleh Pemkot Bekasi saat Plt Walikota Bekasi datang untuk melihat keberadaan batu di wilayahnya."Katanya mau diangkat, cuma belum tahu pastinya kapan," tukasnya.
Batu yang diduga memiliki nilai sejarah itu sudah berada di wilayah tersebut sejak sebelum warga mulai membangun rumah dan menjadi permukiman.
Saat mengunjungi lokasi, Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa pihaknya akan mengamankan benda tersebut untuk diteliti lebih lanjut."Penemuan batu sejarah ini akan kita proses diteliti lebih lanjut, jika memang benar baru bersejarah, baru tersebut akan kita tempatkan di museum cagar budaya," katanya saat berkunjung, Jumat (24/6).
Untuk memindahkan satu buah batu, diperlukan kendaraan yang dimiliki oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Manusia (DBMSDA). Batu disebut mirip dengan batu purbakala era kesultanan Banten pada abad ke 17, dimana biasa dipergunakan untuk memproduksi gula pada masa itu.
Terpisah, Sejarawan Bekasi, Ali Anwar menceritakan bahwa keberadaan mesin pabrik bermula sejak era Revolusi Industri. Salah satunya adalah mesin di pabrik gula yang saat itu diadopsi di wilayah Indonesia.
Terkait dengan keberadaan pabrik gula di wilayah Telukpucung, Kecamatan Bekasi Utara, ia menyampaikan bahwa pada kurun waktu abad 18 dan 19, perkebunan tebu berada di sekitar aliran sungai. Hasil kebun berupa tebu itu yang kemudian diolah menjadi gula dengan mesin yang kuat diduga komponennya adalah baru yang ditemukan belakangan ini.
"Memang secara kasat mata, dari yang kita pernah lihat, itu salah satu komponen dari mesin di pabrik gula di Bekasi Utara, Teluk Pucung," paparnya.