RBG.ID, JATINANGOR - Fenomena lato-lato tengah buming saat ini.
Hal tersebut memunculkan tanggapan beragam dari berbagai kalangan salah satunya dari Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Hery Wibowo, S.Psi., M.M.
Dr. Hery mengungkap permainan tradisional yang ada sejak 1990-an ini kembali populer dimainkan oleh anak-anak di Indonesia saat ini.
Secara umum, permainan lato-lato menjadi momentum terbaik bagi orang tua untuk sedikit melepaskan anak dari ketergantungan bermain telepon seluler.
"Anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai. Ini juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan bahwa proses itu pending, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” kata Hery.
Hery menjelaskan, lato-lato mampu membangun interaksi sosial.
Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.
"Inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” kata Hery.
Ia mengaku, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif.