Puluhan tersangka itu merupakan hasil penyelidikan Densus 88 Anti Teror selama bulan Desember 2022.
Mereka diketahui berafiliasi dengan organisasi Jaamat Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Islamiyah (JI). Ahmad menjelaskan, beberapa di antara tersangka itu berhubungan dengan pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung 7 Desember lalu.
“Setelah bom bunuh diri (di Mapolsek Astana Anyar) tersebut ada enam yang telah ditangkap dan diamankan oleh Densus 88. Dari enam tersangka tersebut, tiga tersangka sudah dilakukan penahanan dan sisanya masih dalam proses pemeriksaan,” ucap Ahmad Ramadhan di Mapolda Jabar, Rabu (21/12).
“Total (penangkapan tersangka teroris selama Desember) semuanya ada 26 tersangka yang telah diamankan, ditangkap dan tentu akan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 26 tersangka ini terafiliasi dua kelompok jaringan. 14 tersangka merupakan jaringan JAD dan 12 tersangka adalah dari JI,” jelasnya.
Ahmad mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir secara berlebihan.
Pihaknya memastikan penanganan terorisme dan semua hal yang berhubungan dengan kondusivitas masyarakat tetap dilakukan.
“Tidak boleh ada kekhawatiran karena yang diingkan teroris itu kita khawatir dan parno. Saya meyakinkan bahwa tidak ada peningkatan eskalasi ancaman dari sekarang sampai ke depan. Jika memang ada, akan ada tindakan dari densus,” katanya.
Sementara itu, Kabag Bantuan Operasi (Banops) Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap mantan napiter dan semua yang berhubungan dengannya.