RBG.ID, CIMAHI - Sejumlah peternak di Kampung Cileuweung, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi mulai merasakan dampak dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan dalam suasana Iduladha para peternak memikirkan kerugian efek dari virus tersebut.
Ketua kelompok peternak Mitra Berkah, Amin (63) mengatakan, usai merebaknya virus PMK banyak peternak mengalami kerugiaan dan menyebabkan sakit lantaran memikirkan omset yang menurun.
“Sekarang berkurang hingga lebih dari 50 persen pendapatan susu, kita dapatkan 500 liter/hari dari biasanya 1.200 liter/hari dari satu kelompok peternak.”tuturnya, Minggu (10/7/2022).
Bagi peternak yang memiliki sapi tiga sampai empat ekor seperti Amin, munculnya virus PMK membuat pendapatan jauh menurun, sehingga tidak menutupi kebutuhan ekonomi harianya.
“Saya sudah sakit demam hampir dua minggu, akibat memikirkan omset yang turun jauh seperti biasanya. Sekarang pendapatan hanya dapat Rp80 ribu rupiah, tidak bisa menutupi kebutuhan ternak dan makan keluarga,” ucap Amin.
Menurunya pendapatan yang diakibatkan PMK, bagi Amin membuat banyak peternak selama Iduladha merayakan dalam keadaan berduka.
“Biasanya Idul Adha jadi hari yang menyenangkan karena punya cadangan ternak yang bisa dijual, sekarang semua serba sulit. Sebelumnya satu peternak bangkrut akibat PMK, sekitar 20 ternak milik Ibu desi sudah dijual rugi akibat PMK. Bayangkan peternak besar saja bisa bangkrut apalagi peternak kecil,” tuturnya.