RBG.ID, CIMAHI - Meski jumlah anak balita yang mengalami stunting terjadi penurunan sejak 2020, namun tingkat kesadaran warga mengenai stunting masih rendah.
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Indah Gilang Indira mengatakan, pola asuh anak dan kesehatan lingkungan serta kondisi sosial menjadi penyebab stunting di Kota Cimahi.
"Sebenarnya belum ada penelitian khusus, tapi paling mempengaruhi itu pola asuh dari orang tuanya. Karena Stunting itu multidimensi bukan hanya faktor kesehatan saja, tapi ada faktor Kesehatan lingkungan termasuk sanitasi, ketersediaan air bersih, termasuk jamban sehat," ucapnya, Senin (27/6/2022).
Ia menjelaskan, dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Cimahi. Cara penanganannya dibagi menjadi dua, intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
"Untuk intervensi sensitif, seperti lingkungan, ketersediaan pangan, itu bukan ranah Dinkes. Tapi itu intervensi spesifik itu ranah kami, dari dulu sudah ada beberapa program, kita lihat masalahnya, misal asupannya kurang kita beri pmt, kalau misal pola asuhnya yang kurang kita edukasi orang tuanya, makin cepat di intervensi makin cepat penanganannya," paparnya.
Kesadaran warga mengenai stunting masih dianggap kurang. Ia khawatir mengenai perkembangan kesehatan anak di Cimahi.
"Memang Stunting ini masalah yang kompleks, ditambah kesadaran mengenai stunting masih kurang dari masyarakat. Sehingga penanganannya, harus diatasi sejak dari hulu. Jangan saat anak sudah terdeteksi stunting baru diatasi, jadi harus jauh dari sebelumnya," terangnya.