Senin, 22 Desember 2025

Sungai Citalahab yang Dilintasi Siswa Sekolah Bakal Dibangun Jembatan

- Kamis, 21 Juli 2022 | 20:05 WIB
Ketua DPAC PKB Kecamatan Nyalindung, Bambang Rudiansah bersama kepala desa beserta tokoh masyarakat saat survai ke sungai Citalahab.
Ketua DPAC PKB Kecamatan Nyalindung, Bambang Rudiansah bersama kepala desa beserta tokoh masyarakat saat survai ke sungai Citalahab.

"Kalau untuk anggaranya diestimasikan membutuhkan sekitar Rp150 juta untuk pembangunan jembatan gantung itu. Kalau untuk waktunya, belum tahu secara jelas. Namun demikian, pembangunan jembatan itu akan menjadi skala prioritas. Lantaran, akses jembatan itu sangat dibutuhkan bukan hanya untuk akses pendidikan saja. Tetapi, juga merupakan salah satu penunjang ekonomi warga dari dua desa di Kecamatan Nyalindung. Yakni Desa Sukamaju dengan Desa Bojongsari," paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan siswa di wilayah Kecamatan Nyalindung, terpaksa harus melintasi sungai Citalahab untuk dapat belajar ke sekolahnya. Ini terjadi, lantaran jembatan bambu yang biasanya mereka gunakan untuk melintasi sungai tersebut, rusak setelah diterjang banjir bandang pada beberapa bulan lalu.

Kepala Desa Bojongsari, Asep melalui Kaur Keuangan Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Abdul Azis mengatakan, sedikitnya 20 lebih siswa dari tingkat SD dan MTs serta MA yang berasal dari Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, harus bertaruh nyawa saat berangkat ke sekolah.

"Kalau jumlah siswanya, kayaknya lebih dari 20 siswa. Karena, mereka selain untuk sekolah ke SDN Tanggeng Desa Bojongsari, juga banyak yang belajar ke sekolah MTs Lingkungan Hidup dan MA Lingkungan Hidup yang berada di wilayah Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung," kata Abdul Azis.

Menurut Abdul Azis, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju sekolah, mereka pun dapat dipastikan hanya bisa berangkat ke sekolah pada saat musim kemarau saja. Namun, ketika musim penghujan tiba, maka para pelajar ini terpaksa harus meliburkan diri karena alasan keselamatan. Terlebih lagi, jika terjadi banjir bandang.

"Puluhan siswa dari Kampung Cipiit itu, setiap pergi dan pulang sekolah selalu melintasi sungai Citalahab yang memiliki lebar sekitar puluhan meter. Meski para siswa sudah berpakaian seragam dari rumah, mereka terpaksa membuka sepatunya untuk melintasi sungai. Sementara untuk ke dalam sungai saat normal setinggi betis orang dewasa," ujarnya.

Tidak adanya jembatan penyeberangan di sungai Citalahab ini, membuat masyarakat selalu merasa was-was. Untuk itu, warga yang tinggal di wilayah Kampung Cipiit selalu mengantar dan menjemput. Bahkan sesekali sering membantu menggendong siswa saat menyebrang sungai tersebut dengan menggunakan tali dari sling baja.

"Puluhan siswa yang bertaruh nyawa dengan melintasi sungai tersebut ini, sudah berlangsung lima hari. Iya, mudah-mudahan ada segera bantuan dari pemerintah untuk membangun jembatan permanen di Sungai Citalahab ini," pungkasnya. (Den)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X