Hal itu dilakukan, kata Jamaludin karena khawatir dengan kondisi sekolah yang rusak pada bagian atasnya, ditambah sering diguyur hujan, sehingga kerusakan semakin parah.
"Emang kalau hujan air kedalam semua, jadi kalau dibiarkan disana terancam jiwanya, kepala sekolah mengambil inisiatif. Walaupun di ruang perpustakaan begitu sempit," jelasnya.
Sejauh ini, kata Jamaludin, sudah ada dari kecamatan dari bagian sarana dan prasarana juga dari pemerintah kabupaten hadir meninjau, melihat bangunan yang kondisinya rusak.
Baca Juga: Demi Sekolah, Pelajar SD Bertaruh Nyawa Melintasi Sungai Cikaso
"Menurut informasi tahun 2022 akhir ini mau direhab. Sebelumnya pernah ada perbaikan tahun 2006, di ruangan yang dua ruangan yang rusak itu. Dua lagi yang sekarang diisi kelas 4 dan 5 itu tahun 2008 direhabnya. Jadi sampai sekarang yang itu hampir itu sudah 15 tahun belum ada perbaikan lagi," terangnya.
"Sekarang itu atapnya bocor, itu atasnya pakai bambu sudah pada patah atas, takutnya nanti kalau sedang belajar itu roboh takutnya," tandasnya (cr2).
Redaktur: Garis Nurbogarullah.