Narasumber dari LRC, Arief Nugroho Nur Prasetyo, menambahkan, selain mengandung banyak unsur hara dan memberikan nilai tambah ekonomis. "Inovasi ini menghasilkan produk yang berbiaya murah, sekaligus ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan yang sebelumnya hanya menjadi sampah," ujarnya.
Terpisah, Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Inna Novianty , menyampaikan bahwa inovasi berupa mesin pencacah daun bambu ini merupakan alternatif mesin yang dapat digunakan dalam skala usaha mikro. Sehingga bisa membantu meminimalisir sampah kering di sekitar rumah. Sedangkan, menurut Walidatush Sholihah, alat pencacah daun bambu ini memiliki keunggulan lain, yaitu alat mudah untuk dimobilisasi. Sehingga bisa diterapkan di manapun.
Sementara itu, keberhasilan dan kesinambungan suatu usaha sebagai daya tariknya adalah adanya keuntungan yang didapat dari produk inovasi. “Selain diversifikasi produk, mesin pencacah ini bisa membantu dalam memberikan pendapatan sampingan karena tidak memerlukan biaya investasi yang besar dan mendapatkan hasil yang lumayan," ujar Wien Kuntari, narasumber aspek keuangan yang juga sebagai Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis, Sekolah Vokasi IPB University. (*)