“Tujuannya agar masyarakat dapat mengetahui besaran pemasukan dari penerapan Urban Farming dengan menggunakan hasil teknologi inovasi milik IPB University yaitu tanaman cabai yang dapat ditanam pada lahan sempit (pekarangan rumah),” ujarnya.
Selain itu untuk meningkatkan interest masyarakat mengenai peduli lingkungan, dosen Program Studi Ekowisata, SV IPB University, Helianti Dewi juga memberikan edukasi tentang cara memanfaatkan sampah bekas. Seperti kemasan bekas minyak goreng, botol bekas dan sebagainya sebagai wadah tempat menanam cabai.
Upaya pengolahan sampah organik dari rumah tangga dapat dimanfaatkan sebagai kompos. “Pelatihan ini, yang diberikan merupakan pemanfaatan limbah sampah rumah tangga, dengan memilah-milah sampah yang dapat dijadikan kompos seperti dari sayuran dan sisa makanan kemudian dicacah, dan diberi EM4 agar mempercepat proses pembuatan kompos,” ujar
Daisy DSJ Tambajong, dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Peternakan, SV IPB University.
Pengolahan sampah tersebut merupakan salah satu bentuk peduli lingkungan yang dapat dilakukan dengan pemanfaat lahan sempit dengan Teknik Urban farming yaitu berkebun dengan memanfaatkan lahan sempit. Hal ini tentunya tidak mudah, namun masyarakat Kota Bogor dapat diajak untuk peduli lingkungan dengan menanam tanaman yang mereka sukai, seperti tanaman cabai.
Potensi besar Kelurahan Margajaya Kota Bogor apabila dikelola dengan baik dapat menjadi produsen tanaman cabai dengan penerapan metode urban farming. Sehingga layak dipertimbangkan karena dari sisi geografis cocok untuk budidaya tanaman khususnya komoditas cabai, kondisi ini sangat potensial menggunakan digital marketing untuk memasarkan hasil dari komoditi cabai karena letak Kelurahan Margajaya di Kota Bogor yang berdekatan dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang.
“Permintaan masyarakat dari daerah tersebut sangat tinggi dan relatif pembelinya juga adalah kalangan menengah ke atas,” ujar dosen Manajemen Agribisnis SV IPB University, Wien Kuntari. (*)