Kondisi ini memancing spekulasi berbagai macam opini. Termasuk belomba mencari “berkah” suara dari Jokowi dengan memberikan peluang Gibran menjadi Bakal Calon Presiden.
Ke empat, Airlangga dipersoalkan. Hal itu dilakukan oleh Kordinator Tim Pemrakarsa Kebangkitan Partai Golkar, Lawrence Siburian.
Dia membawa kasus dukungan airlangga ke partai golkar ke mahkamah kehormatan partai politik. Karena dukungan Airlangga ke partai Golkar dianggap bukan atas persetujuan kelembagaan Golkar.
Kondisi ini memancing spekulasi apakah ada intervensi dan campur tangan dalam kondisi ini.
Baca Juga: Mencari Warteg di Sekitar Gelora Bung Karno? Simak 10 Rekomendasinya Ada yang 24 Jam!
Kelima, naiknya elektabilitas Prabowo Subianto. Beberapa lembaga survei dalam rilisnya menyampaikan trend naiknya elektabilitas Prabowo Prabowo Subianto.
Bahkan ketika disandingkan dengan Calon Wakil Presiden manapun. tentu saja hal ini membuat PDIP dan Ganjar mulai berhitung.
Yang membuat kondisi panas, disebut-sebut semua ini diakibatkan oleh Jokowi Efek.
Baca Juga: Mengenal Istilah Weton, Budaya Khas Masyarakat Jawa
Karena beberapa bulan terakhir ini, Jokowi dianggap “king Maker” dalam memainkan percaturan politik dalam konteks Calon Presiden dan Wakil Presiden.
Saya berharap sepanas-panasnya suhu politik, para elit dan aktor politik diharapkan mendewasakan, menyehatkan dan tidak saling menjatuhkan.
Baca Juga: Pemecatan Budiman Sudjatmiko Ditunda, PDI Perjuangan Fokus Naikan Elektoral Ganjar Pranowo
Terlebih jangan sampai orientasi kekuasaan yang dominan namun rakyat yang dikorbankan dalam perspektif apapun. **
** Yusfitriadi