Salah satu contoh pengembangan sustainable finance di Indonesia adalah melalui green sukuk.
Green sukuk merupakan instrumen keuangan syariah yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan, seperti proyek energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah.
Melalui green sukuk, investor dapat memperoleh keuntungan finansial dan masyarakat dapat memperoleh manfaat dari lingkungan yang lebih baik.
Baca Juga: Spirit Sevilla dan Ramadan di IAI Tazkia
Pembiayaan melalui sustainable finance dapat membantu mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
Adanya system Sustainable finance juga dapat mempengaruhi perilaku perusahaan dalam hal ESG.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ESG dalam pengambilan keputusan investasi, investor dapat mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan praktik-praktik mereka terkait ESG.
Baca Juga: Program SEHATI bersama Institut Tazkia Jadi Perhatian Bappeda Kota Bogor
Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mencapai target-target ESG dan pada gilirannya, dapat membantu mencapai tujuan SDG.
Namun, perlu diingat bahwa sustainable finance bukanlah satu-satunya faktor dalam mencapai SDG.
Diperlukan juga kerja sama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Namun, sustainable finance dapat memberikan kontribusi penting dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan SDG dan membantu menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Aspek Keadilan
Dalam mengembangkan sustainable finance di Indonesia, juga perlu memperhatikan aspek keadilan dan inklusivitas.
Baca Juga: Bertemu Jusuf Kalla, Manajemen Institut Tazkia Diminta Buku Panduan Khatib Masjid