Namun bagi saya, sangat mungkin foto tersebut sengaja diambil ketika Prabowo dan Ganjar sedang tidak menatap wajah Jokowi, sedangkan foto Anies diambil ketika sedang menatap wajah Jokowi.
Nalar sederhana saya, tidak mungkin ada orang salaman tidak saling menatap wajah.
Kecuali, santri terhadap kiyainya. Sehingga foto yang tersebar hanya untuk memberikan kesan bahwa, hanya calon presiden Anies yang tidak di bawah bayang-bayang Jokowi.
Dari rentetan kegiatan makan siang politik tersebut pertanyaannya, apakah dengan kegiatan tersebut mampu menyampaikan pesan kepada publik, bahwa Jokowi akan netral pada pemilu 2024 mendatang?
Saya rasa tidak, netralitas tersebut hanya terlihat di meja makan. Karena opini yang berkembang di tengah masyarakat terkait ketidaknetralan Jokowi pada pemilu 2024 sudah terlihat sejak lama melalui berbagai skenario politik dan hukum.
Dengan Anwar Uman Ketua MK memutus gugatan syarat usia minimal dan maksimal saja sudah terlihat ketidaknetralannya.
Ditambah lagi dengan disebut-sebut adanya erdorse bagi PAN dan Golkar untuk merapat ke Prabowo.
Dan klimaksnya dengan dicalonkannya gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo yang diusung oleh partai Golkar yang disebut-sebut menjawab berbagai spekulasi publik atas skenario dinasti politik kekuasaan yang sedang dibangun oleh Jokowi. Sehingga opini dan stigma publik tidak mungkin berubah hanya dipertontonkan di meja makan. (*)
Yusfitriadi
Founder Visi Nusantara Maju