RBG.ID - Perbedaan perlakuan PDIP terhadap kadernya yang "membelot" sampai saat ini menjadi pertanyaan publik.
Ketika Gubernur Maluku istrinya membelot ke PAN dan Budiman Sudjatmiko yang mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo mendapatkan reaksi cepat dan tegas yang berujung dengan pemecatan keduanya dari DPP PDIP.
Namun, kondisi itu tidak terjadi pada Gibran dan Bobby. Padahal, keduanya sudah jelas-jelas membelot dari PDIP, bahkan Gibran belotannya sangat ekstrim.
Baca Juga: Menteri Komunikasi Israel Cari Cara Cegah Elon Musk Sediakan Akses Internet untuk Gaza
Namun, kedua belah pihak baik Gibran maupun PDIP sampai saat ini masih berpolemik dan lempar-lemparan.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo secara tegas menyatakan agar Gibran segera mengembalikan KTA PDIP, dan Gibran menyanggupinya walaupun sampai saat ini pengembalian KTA tersebut belum terjadi.
Berbeda dengan salah satu elit PDIP memyatakan bahwa Gibran the facto sudah keluar dari PDIP.
Di sisi lain, dengan belum adanya Gibran menyatakan mundur dan mengembalikan KTA PDIP secara gentel dan terbuka, mempertegas dirinya tidak mempunyai etika dalam berpolitik.
Karena dengan "nyebrangnya" Gibran diusung partai lain untuk menjadi calon wakil presiden merupalan perilaku politik yang tidak beretika.
Sehingga sikap Gibran tersebut sudah tidak harus lagi menjadi pertanyaan banyak pihak, sudah clear bahwa Gibran tidak memiliki etika dalam berpolitik.
Yang harus menjadi pertanyaan adalah, kenapa PDIP tidak tegas terhadap Gibran.
Kemungkinan ada beberapa faktor. Pertama, Pencitraan Politik Santun.