Kelima, kegamangan PKS. Kalau melihat pemberitaan di berbagai media, terlihat sekali perbedaan pandangan diinternal PKS terhadap deklarasinya Anies Baswedan - Cak imin.
Bahkan ketidakhadiran PKS dalam deklarasi tersebut merupakan sebuah kegamangan, apakah masih terus bergabung dengan nasdem dan PKB atau keluar dari koalisi itu.
Saya yakin saat ini suasana kebatinan diinternal PKS penuh dengan kegamangan dan sedang mempertimbangan tawaran dari koalisi yang lain.
Walaupun argumentasi ketidakhadiran dalam deklarasi anies-cak imin, adalah prosedur organisasi yang harus ditempuh.
Padahal seberapa lama sih menempuh musyawarah dengan majelis syuro. Karena PKB pun melaksanakan mekanisme tersebut dan bisa sangat cepat.
Saya melihat argumentasi tersebut hanyalah upaya untuk menutupi kegamangan.
Setelah Demokrat dipastikan bergabung dengan koalisi yang lain dan keluar dari koalisinya nasdem-PKB, jika PKS mengikuti jejak Demokrat, walaupun Nasdem dan PKB cukup untuk mengusung capres dan cawapres, apakah masih berani dengan 2 partai tersebut.
Saya meragukan akan mempunyai keberanian. Sehingga saat ini, tinggal menunggu PKS, kalau PKS masih bergabung dengan nasdem dan PKB, kenungkinan besar akan terus berlanjut koalisi tersebut sampai daftar di KPU.
Baca Juga: Deretan Musisi Top yang Kini Dilarang Nyanyikan Lagu oleh Penciptanya
Namun ketika PKS mengikuti jejak Demokrat, hengkang dari nasdem dan PKB serta bergabung dengan koalisi yang lain, maka skenario untuk memaksakan pilpres 2024 diikuti oleh dua pasangan calon berhasil.
Bagaimana nasib Anies Baswedan jika koalisi Nasdem dan PKB Bubar, bisa jadi "diluang", karena Anies Baswedan bukan kader partai manapun dan elektabilitas saat ini pun sedang tidak baik-baik saja. Akan berbeda dengan Cak Imin, pasti kondisi ini jika terjadi akan dijadikan posisioning politiknya. **
** Yusfitriadi
Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju