Senin, 22 Desember 2025

Indonesia dan 4 Negara ASEAN Lain Usulkan Kebaya Sebagai Nominasi Bersama ke ICH UNESCO

- Rabu, 8 Februari 2023 | 16:30 WIB
Ilustrasi Perwakilan Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, dan Singapura (Sumber: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek))
Ilustrasi Perwakilan Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, dan Singapura (Sumber: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek))

RBG.idIndonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, dan Singapura yang membentuk hubungan budaya bersama (shared culture) sepakat mengusulkan kebaya untuk masuk ke daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) lewat mekanisme nominasi bersama (joint nomination).

Hilman Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan pengusulan ini bermula saat Dato’ Sri Ismail Sabri selaku Perdana Menteri Malaysia berjumpa dengan Joko Widodo untuk membicarakan peluang kerja sama di berbagai bidang, termasuk kebudayaan pada 2021.

“Termasuk membicarakan terkait pengusulan bersama bagi beberapa warisan budaya takbenda yang memiliki sejarah shared culture, salah satunya kebaya. Setelah berdiskusi kemudian disepakati mengajak anggota ASEAN lain yang juga memiliki kebaya untuk bergabung dalam nominasi bersama kebaya,” ujar Hilmar dalam rilis Kemendikbud, hari ini, Rabu (8/2).

BACA JUGA: 15 Tukang Bangunan yang Diancam Dibunuh KKB Berhasil Diselamatkan

Mekanisme tersebut yang dikembangkan UNESCO pada 2008 sebagai salah satu upaya merealisasikan tujuan Konvensi UNESCO 2003 untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menghormati keragaman busadaya, memberikan pengakuan yang semestinya pada praktik, dan ekspresi komunitas seluruh dunia dalam upaya perlindungan warisan budaya takbenda.

Hilmar menegaskan penetapan elemen budaya ke daftar ICH bukan sebuah pengakuan terhadap suatu negara atas hak kekayaan intelektual warisan budaya atau hak paten.

Mekanisme nominasi bersama ini merupakan kontribusi dari negara pengusul dalam mempromosikan keragaman budaya dan mendorong dialog antar komunitas.

BACA JUGA: Kronologi Ratusan Mahasiswa Universitas Brawijaya Keracunan Saat Kemah Kerja Mahasiswa (KKM)

“Dengan semangat demikian, diharapkan dapat mendorong terwujudnya perdamaian internasional,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hilmar menyebut bahwa pengusulan kebaya ini akan menjadi sebuah momentum dalam mempererat solidaritas dan persatuan regional ASEAN.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X